Round Up Sepekan

Ini Si Pelaku Penyebab Rupiah Memble Pekan Ini

Tri Putra, CNBC Indonesia
26 September 2020 11:12
Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Rupiah dan dolar (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah babak belur melawan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot pada perdagangan pekan ini. Pada pekan ini rupiah sudah melemah dalam 4 hari beruntun akibat dolar AS yang sedang perkasa-perkasanya.

Melansir data Refinitiv, rupiah terkoreksi parah 1,05% terhadap dollar AS selama sepekan terakhir ke level Rp 14.845/US$ mesikipun pada perdagangan akhir pekan rupiah sempat stagnan melawan dolar Paman Sam dan menghentikan pelemahan 4 hari berturut-turut. Rupiah semakin mendekati level psikologisnya di angka Rp 15.000/US$.

Perubahan outlook suku bunga dan penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago.

Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal. Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.

"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).

"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.

Evans bukan merupakan anggota komite pembuat kebijakan moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) di tahun ini, sehingga ia tak memiliki suara dalam memutuskan suku bunga. Tetapi pada tahun depan ia akan menjadi anggota FOMC, sehingga pasar melihat ada kemungkinan suku bunga akan naik sebelum 2023.

Ketika suku bunga dinaikkan, maka dolar AS juga akan menguat karena jumlah uang beredar akan turun. Dollar Index yang mengukur seberapa kuat mata uang Paman Sam terhadap berberapa mata uang besar dunia lainya sendiri selama sepekan ini berhasil terbang 1,82%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Keok di Depan Mata Uang Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular