
Seperti Habis Lawan Mike Tyson, Pekan Ini Emas Babak Belur!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot mengutip data Refinitiv pada perdagangan minggu ini anjlok parah sebesar 4,95% ke level US$ 1.865,71/troy ons kembali anjlok dari level psikologisnya US$ 1.900/troy ons. Penurunan emas disebabkan oleh bullion yang dikeroyok berbagai sentimen negatif seperti outlook suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, dan penguatan dolar AS.
Berikut tabel gerak emas di pasar spot dalam sepekan.
Perubahan outlook suku bunga dan penguatan dolar AS dipicu oleh pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago. Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal.
Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.
"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).
"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.
Evans bukan merupakan anggota komite pembuat kebijakan moneter (Federal Open Market Committee/FOMC) di tahun ini, sehingga ia tak memiliki suara dalam memutuskan suku bunga. Tetapi pada tahun depan ia akan menjadi anggota FOMC, sehingga pasar melihat ada kemungkinan suku bunga akan naik sebelum 2023.
Ketika suku bunga dinaikkan, maka era penguatan emas bisa jadi akan berakhir, sebab suku bunga rendah serta kebijakan moneter ultra longgar merupakan bahan bakar utama emas untuk terbang tinggi. Apalagi, dolar AS juga akan menguat seandainya suku bunga dinaikkan.
Diketahui emas sendiri merupakan komoditas yang diperdagangkan dalam satuan dollar AS sehingga apabila mata uang Paman Sam berhasil menguat maka emas akan cenderung terdepresiasi. Dollar Index yang mengukur seberapa kuat mata uang Paman Sam melawan kumpulan mata uang lain sendiri selama sepekan ini berhasil terbang 1,82%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi 'Korban' Vaksin Pfizer, Harga Emas Siap ke US$1.900 Lagi