
Masih Punya Ruang Salurkan Kredit, Mandiri Bidik Sektor Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memproyeksikan ruang perbankan untuk menyalurkan kredit masih terbuka di tengah proyeksi perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi menuturkan, penyaluran kredit diperlukan karena dapat menjadi salah satu bentuk stimulus guna kembali menggeliatkan kembali kondisi perekonomian nasional.
"Kami meyakini masih terdapat ruang untuk menyalurkan kredit bagi debitur eksisting atau para calon nasabah di tengah perlambatan ekonomi, tentunya dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian. Pembiayaan yang terukur dan prudent akan membantu menggerakan perekonomian Indonesia untuk kembali ke tren positif," ujar Hery, dalam keterangannya, Jumat (25/9/2020).
Berdasarkan analisis Office of Chief Economist Bank Mandiri, kinerja industri perbankan dari sisi likuiditas dan kualitas aset di triwulan III tahun ini masih relatif kuat, hal ini ditopang oleh berbagai stimulus dari pemerintah dan otoritas moneter.
Selain itu, Bank Mandiri melihat masih terdapat sektor-sektor yang prospektif seperti seperti industri barang konsumsi fast moving consumer goods (FMCG), farmasi, kesehatan dan telekomunikasi.
Katalis positif lainnya yang mendorong ruang pertumbuhan penyaluran kredit masih terbuka ialah mulai membaiknya data perekonomian, seperti penjualan kendaraan bermotor pada bulan Agustus 2020 sudah mencapai 37.291 unit setelah mencapai titik terendah yaitu 3.551 unit pada bulan Mei 2020. Meskipun, angka penjualan bulan Agustus 2020 masih jauh dibawah angka rata-rata penjualan tahunan 2019 yang mencapai 85.577 unit.
Selanjutnya, tingkat hunian kamar hotel mulai membaik pada Juli 2020 menjadi 28,7% walaupun masih jauh dibawah sebelum periode Covid-19 yaitu 56,7% pada Juli 2020.
Sementara itu, harga-harga komoditas penting bagi perekonomian Indonesia selama pandemi Covid-19 masih tertekan.
Harus diakui, perlambatan pertumbuhan kredit memang dialami pelaku industri perbankan karena pandemi. Pertumbuhan kredit industri perbankan diprediksi hanya mencapai 1,5 persen dibandingkan tahun lalu.
Akan tetapi, lanjut Hery, likuiditas industri perbankan diperkirakan tetap terjaga dengan estimasi pertumbuhan DPK di seluruh bank mencapai 8,3 persen. Hal ini terjadi seiring makin banyaknya penabung dengan nominal besar.
"Likuiditas Bank Mandiri tetap terjaga di kuartal III, kami tetap menyalurkan pembiayaan bagi debitur-debitur yang memenuhi syarat. Di satu sisi, Bank Mandiri juga akan terus melanjutkan proses restrukturisasi untuk nasabah-nasabah yang terdampak pandemi Covid-19," kata Hery.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%