
Diam-diam Saham Emiten Jarum Ini Terbang, Gegara Bio Farma?

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih segar di ingatan para pelaku pasar tentunya ketika saham PT Indofarma Tbk (INAF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat tinggi setelah dikabarkan vaksin Sinovac dari China telah tiba di Indonesia dan siap untuk di uji coba oleh Bio Farma.
Terbaru saham emiten jarum suntik PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) terbang setelah dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Direktur Keuangan IRRA, Pratoto S Raharjo, menyatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan Biofarma terkait distribusi vaksin covid-19 yang pada akhir 2020 diharapkan telah tersedia 100 juta vaksin bagi Indonesia.
Dalam upaya mendukung upaya penyediaan alat kesehatan termasuk vaksin mendatang, Direktur Keuangan Itama Ranoraya, Pratoto S Raharjo, memastikan kesiapan IRRA untuk memenuhi kebutuhan jarum suntik vaksin covid-19.
Sebelumnya memang terjadi ketakutan akan krisis jarum suntik di mana The Guardian, sempat melaporkan pemerintah Amerika Serikat telah menghabiskan ratusan juta dolar sebagai upaya menghindari kekurangan jarum suntik untuk persiapan vaksinasi covid-19.
Hal ini terjadi setelah negara tersebut mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) selama masa pandemi terjadi.
Disebutkan bahwa krisis jarum suntik ini akan mulai terjadi tahun depan saat gelombang kedua dan ketiga vaksinasi.
Belum lagi, karena terjadinya peningkatan kapasitas produksi dan mulai dipasarkan vaksin yang paling lambat musim dingin 2020 ini maka akan terjadi gangguan rantai pasokan jarum suntik.
Bio Farma adalah Holding BUMN Farmasi yang membawahi tiga emiten di BEI yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan anak usaha Kimia Farma yakni PT Phapros Tbk (PEHA).
Perbandingan Saham Itama dan 3 Emiten Grup Bio Farma
Terpantau sejak awal bulan (MTD) saham IRRA terus menghijau dari posisi Rp 575/unit menjadi Rp 770/unit yakni kenaikan 33,91%.
Pada perdaganagn Kamis ini (24/9), saham IRRA ditutup di sesi pertama dengan penurunan 2,53% karena aksi profit taking investor setelah saham ini melesat tinggi selama 3 hari terakhir seiring dengan IHSG yang terkoreksi parah 1,57%.
Performa IRRA secara bulan berjalan juga lebih baik daripada anak dan cucu usaha Bio Farma yang kesemuanya terpantau terkoreksi puluhan persen setelah melesat tinggi akibat sentimen vaksin Sinovac.
Meskipun melesat ternyata kenaikan saham IRRA selama 3 bulan terakhir belum setinggi anak usaha Bio Farma, tercatat INAF berhasil melesat 129%, KAEF 99%, sedangkan IRRA 'hanya' mampu melesat 42%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!
