
Kontrak Futures Hijau, Wall Street Berpeluang Dibuka Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (23/9/2020) melaju ke jalur hijau, di tengah sentimen positif dari kinerja beberapa saham unggulan.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average naik 201 poin (0,7%), mengindikasikan kenaikan indeks tersebut pada pembukaan nanti sebesar 150 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan indeks Nasdaq juga kompak naik, sebesar 0,4%.
Indeks S&P 500, Dow Jones dan Nasdaq terkoreksi untuk pekan ketiga berurut-turut, menjadi koreksi mingguan yang terpanjang sejak 2019. Saham teknologi menjadi pemicunya seperti Facebook, Amazon, Apple, Netflix, Alphabet (induk Google) dan Microsoft.
Saham Nike melesat 13% di sesi pra-pembukaan setelah perseroan mengatakan bahwa penjualan digital meroket lebih dari 80% pada kuartal kemarin. Capaian kinerja baik laba bersih maupun pendapatan perseroan melampaui ekspektasi.
Saham maskapai penerbangan dan kapal pesiar juga menguat di sesi pra-pembukaan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahnya tak akan menerapkan karantina wilayah (lockdown) putaran kedua. Terutama, setelah muncul aturan yang mencegah penghentian ekonomi (shutdown) AS.
"Inggris baru saja mematikan ekonominya sekali lagi. Mereka baru saja mengumumkan akan melakukan itu, dan kita tak akan mengambil kebijakan serupa," tutur Trump. Saham United Airlines dan Delta Airlines sama-sama naik lebih dari 2%.
Pelaku pasar juga memantau kabar korporasi dari Johnson & Johnson yang memulai pengembangan vaksin anti-corona fase ketiga. Korban jiwa akibat virus corona telah mencapai 200.000 orang lebih.
Di tengah situasi demikian, saham teknologi seperti Amazon, Apple dan Microsoft menguat tipis di sesi pra-pembukaan. Namun, saham Tesla ambruk 4% di pasar pra-pembukaan setelah Elon Musk memaparkan prediksi 2020 dan desain baru baterai mobil listrik yang jauh lebih murah.
Sentimen negatif juga muncul dari Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang memberlakukan pembatasan sosial ekstra menyusul lonjakan angka infeksi Covid-19. Dia memerintahkan kelab malam dan restoran tutup pukul 10:00 malam dan memperluas kewajiban penggunaan masker.
"Jalur menuju situasi yang lebih normal sepertinya akan terjal di tengah ketakpastian seputar virus corona, situasi politik AS, dan tensi AS-China. Oleh karena itu, kami memperkirakan volatilitas bakal terus terjadi sepanjang tahun ini," tutur Mark Haefele, Kepala Investasi UBS Global Wealth Management, sebagaimana dikutip CNBC International.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Menguat Lagi Jelang Rilis Tenaga Kerja AS