
Bakal Garap Gunung Emas eks Freeport, Begini Rencana Antam

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menyambut baik langkah pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan memprioritaskan pengelolaan tambang emas prospektif milik PT Freeport Indonesia kepada perseroan guna memperkuat portofolio komoditas emas.
SVP Corporate Secretary Antam Kunto Hendrapawoko mengatakan adanya kesempatan ini akan membuka jalan untuk sinergi pengelolaan aset pertambangan nasional untuk mendukung pengembangan hilirisasi bisnis mineral yang terintegrasi.
Apalagi ditambah dengan sudah adanya Holding BUMN Pertambangan di bawah MIND ID atau PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).
"Terkait dengan dukungan yang diberikan Kementerian BUMN untuk mengelola lahan eks tambang Freeport, Antam menyambut baik dukungan dan kesempatan yang diberikan Pemerintah untuk mengelola tambang emas prospektif," kata Kunto kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/9/2020).
Saat ini tambang emas milik Antam berada di Gunung Pongkor, Bogor diproyeksikan akan segera habis mengingat kontrak eksplorasi di wilayah tambang ini akan habis pada 2021.
Dia mengungkapkan, perusahaan tengah melakukan eksplorasi emas yakni di tambang eksisting Pongkor, serta melakukan tinjauan di beberapa daerah prospek seperti di wilayah Pegunungan Bintang, Papua dan Papandayan di Jawa Barat. Hal ini dilakukan untuk memastikan kesinambungan operasi jangka panjang.
Adapun saat ini penambangan emas dilakukan di tambang emas Pongkor dan Cibaliung dengan kapasitas produksi saat ini mencapai 2 ton per tahun.
Perusahaan juga telah melakukan pengelolaan emas dari hulu ke hilir, mulai dari eksplorasi, penambangan hingga pengolahan emas.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan sudahbmenyampaikan permintaan langsung kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk bisa memberikan kesempatan pengelolaan eks tambang milik Freeport Indonesia kepada Antam.
"Apalagi saat ini Antam pegawai banyak seribu tapi tidak punya tambang makanya kemarin kita kirim surat ke Menteri ESDM, sebagai perusahaan BUMN kita mengharapkan, kami koordinasi juga dengan Kepala BKPM agar alokasi yang sudah diberikan Freeport kepada negara, diprioritaskan kepada BUMN untuk masalah pengelolaan emas itu. Sehingga kita secara konkrit Antam ini bukan trading company, tapi juga perusahaan tambang emas," kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (22/9/2020).
Dia menyayangkan sumber daya emas yang dimiliki tahan air saat ini memiliki jumlah yang sangat besar, namun perusahaan tambang pelat merah justru tidak memiliki tambang sendiri.
"Sangat menyakitkan kalau kita lihat bagaimana prospek emas di Indonesia menjadi salah satu supply yang besar. Dan dalam kondisi seperti ini harga emas sangat baik. Karena itu kita memberanikan diri untuk masuk ke dalam lahan eks-Freeport. Jadi itu untuk masalah Antam," imbuh dia.
Adapun yang dimaksud eks lahan tambang Freeport tersebut bukan area Grasberg yang masih dioperasikan Freeport, melainkan sebuah gunung emas perawan bernama Blok Wabu di Papua.
Pada 2015 lalu Freeport Indonesia telah mengembalikan Blok Wabu kepada pemerintah pusat sebagai upaya dari kewajiban penciutan lahan operasi tambang perusahaan.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi Redup, Emas Berkilau