Mayoritas Bursa Asia Menguat! Hang Seng & Shanghai Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
23 September 2020 16:45
bursa hong kong
Foto: REUTERS/Bobby Yip/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Rabu (23/9/2020) ditutup bervariasi, mayoritas berada di zona hijau.

Data perdagangan mencatat, indeks Nikkei Jepang melemah tipis 0,06%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,11%, disusul indeks Shanghai di China terapresiasi 0,17%.

Indeks STI (Straits Times Index) Singapura juga melesat 0,72% dan Kospi Korea Selatan yang naik tipis 0,03%.

Tadi pagi, tercatat Nikkei dibuka melemah 0,33%, Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,01%, disusul indeks Shanghai menguat tipis 0,02%, STI Singapura terdepresiasi 0,05%, serta Kospi jatuh 0,52%.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan hari ini melemah 0,33% di level 4.917,95.

IHSG tidak ikut serta dengan bursa Asia hari ini.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 187 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 7 triliun.

Bursa Asia bergerak mayoritas di zona hijau berkat sentimen positif yang datang dari bos The Fed Chicago, Charles Evans.

Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal.

Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.

"Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).

"Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat," tambahnya.

Namun sentimen negatif masih menghantui pasar global terkait perkembangan virus corona (Covid-19) juga masih mengkhawatirkan setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberlakukan pembatasan sosial ekstra menyusul lonjakan angka infeksi Covid-19. Kawasan Eropa juga menyaksikan kenaikan kasus infeksi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh! Asia Merah Semua, Bursa RI Bisa Babak Belur Nih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular