Yaelah! Rupiah Lemah, Dolar AS Sentuh Rp 14.800 (Lagi)

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
23 September 2020 10:25
Dollar
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia)

Apa boleh buat, dolar AS memang sedang berjaya. Tidak hanya di Asia, tetapi di tingkat dunia. Pada pukul 09:36 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,17%.

Mata uang Negeri Paman Sam mendapat 'suntikan adrenalin' dari pernyataan pejabat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Presiden The Fed Chicago Charles Evans mengungkapkan bahwa seiring pemulihan ekonomi secara bertahap, bukan tidak mungkin bank sentral akan mengurangi 'dosis' stimulus moneter. Misalnya dengan mengurangi pembelian aset-aset keuangan.

"Saya terbuka, kami akan mendiskusikan soal itu," ujarnya dalam pertemuan Official Monetary and Financial Institutions Forum, seperti dikutip dari Reuters.

Pengurangan gelontoran likuiditas dari The Fed akan menurunkan pasokan dolar AS di pasar. Akibatnya, 'harga' dolar AS bakal kembali mahal. 

Tidak hanya itu, Evans juga menyinggung soal peluang menaikkan suku bunga acuan. Menurutnya, bisa saja Federal Funds Rate dinaikkan sebelum inflasi menyentuh rata-rata 2%.

Tahun ini, rata-rata inflasi AS diperkirakan sekitar 2%. Evans menyebut kira-kira inflasi baru bisa mencapai rata-rata 2% pada 2026 atau 2028.

"Oleh karena itu, kami bisa mulai menaikkan suku bunga sebelum inflasi mencapai rata-rata 2%," ungkapnya.

Peluang soal kenaikan suku bunga, meski baru sebatas omongan di mulut saja, sudah membuat investor bereaksi. Kenaikan suku bunga akan ikut mengerek imbalan investasi di aset-aset berbasis dolar AS, terutama yang berpendapatan tetap.

Dua faktor tersebut membuat dolar AS kembali jadi buruan, sehingga mampu perkasa di hadapan mata uang dunia. Rupiah tidak luput menjadi korban kebrutalan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular