RI di Bibir Jurang Resesi, Rupiah Paling Letoy di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 September 2020 15:38
ilustrasi uang
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Rupiah terlihat tambah lesu setelah jumpa pers APBNKita edisi September 2020. Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan proyeksi ekonomi terbaru.

Untuk kuartal III-2020, output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia diperkirakan tumbuh negatif atau terkontraksi -1% hingga -2,9%. Sementara untuk sepanjang 2020, proyeksinya berada di -0,6% sampai -1,7%.

Artinya, Indonesia akan sah dan meyakinkan masuk jurang resesi. Sesuatu yang kali pertama dialami sejak 1999.

"Negative teritory (PDB) pada kuartal III dan mungkin akan berlangsung sampai kuartal IV. Namun kita akan usahakan mendekati nol," kata Sri Mulyani.

Akhirnya pemerintah memberi konfirmasi bahwa resesi ekonomi tidak bisa terhindarkan lagi. Data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 memang baru diumumkan awal November, tetapi rasanya hanya akan mempertegas proyeksi tersebut.

Begitu pemerintah memberi 'kepastian' bahwa Indonesia bakal resesi, pelemahan rupiah semakin dalam. Apa boleh buat, investor memang melakukan aksi jual terhadap aset-aset keuangan Tanah Air.

Di pasar saham, investor asing membukukan jual bersih Rp 632,5 miliar sehingga membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 1,31%. Sedangkan di pasar obligasi pemerintah, imbal hasil (yield) surat utang tenor 10 tahun naik 1,3 basis poin (bps). Kenaikan yield menandakan harga Surat Berharga Negara (SBN) sedang turun karena tekanan jual.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular