
Khawatir Eropa Lockdown, Bursa Asia Jatuh ke Zona Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia masih berada di zona merah, seiring dari kabar lonjakan kasus terjangkit virus Covid-19 di Inggris dan suasana politik di Amerika Serikat terkait kematian Hakim Agung, Ruth Bader Ginsburg.
Tercatat indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,26%, disusul indeks Shanghai di China yang turun 0,12%, STI Singapura terdepresiasi 0,70% dan KOSPI dari Korea Selatan terperosok 1,80%. Sedangkan indeks Nikkei Jepang hari ini masih libur memperingati hari ekuinoks musim gugur.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB melemah 0,63% ke level 4.967,78, setelah pada pembukaan, IHSG terjatuh hingga 1% lebih ke level 4.942,16.
Langkah pengendalian pandemi virus Covid-19 baru di Inggris memicu penurunan di perusahaan penerbangan, hotel, dan kapal pesiar di pasar Eropa dan AS, yang memicu kekhawatiran tentang pembatasan lebih lanjut.
CNBC International yang mengutip BBC melaporkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dikabarkan mempertimbangkan untuk kembali karantina wilayah (lockdown) untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Rencana tersebut kembali mengemuka setelah Inggris melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru virus Covid-19 pada hari Minggu lalu.
Sebelumnya, pemerintah kota Madrid akan melakukan kembali lockdown pada Kamis (24/9/2020). Sejumlah pub Inggris, bar, dan tempat perhotelan lainnya harus ditutup pada pukul 10 malam sementara gerai makanan dan minuman akan dibatasi hanya untuk layanan meja terbatas.
Selain itu, sentimen dari Amerika Serikat (AS) terkait hebohnya kematian Hakim Agung AS Ruth Bader Ginsburg, membuat kondisi politik antara Capitol Hill dengan Gedung Putih semakin memburuk dan penuh gejolak terutama tentang siapa yang akan menggantikannya dan keputusan yang akan diambil kelak.
Kekosongan di Mahkamah Agung menjadi sorotan kampanye Presiden AS yang berlangsung. Dan, Bukan tanpa alasan ini terjadi.
Kematian Ginsburg akan memiliki konsekuensi yang sangat besar bagi pengadilan dan negara itu. Meski awalnya dikenal sebagai seorang konservatif, ia telah lama berubah menjadi sosok liberal.
Ini membuat harapan untuk stimulus baru AS menjadi redup, dimana sementara seorang penasihat Gedung Putih mempertanyakan apakah lebih banyak bantuan fiskal yang diperlukan.
Hal ini membuat bursa Amerika Serikat, Wall Street kembali berdarah-darah pada penutupan perdagangan kemarin (21/9/2020).
Tercatat indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,8% atau 510 poin ke 27.147,70. Sementara S&P 500 turun 1,2% ke 3.281,06 dan Nasdaq turun 0,1% ke 10.778,80.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
