Bursa Asia Merah Membara, Bikin Horor Bursa RI

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
22 September 2020 08:57
A man is reflected on an electronic board showing a graph analyzing recent change of Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, January 7, 2019. REUTERS/Kim Kyung-Hoon
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

ursJakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia pada pembukaan Selasa (22/9/2020) dibuka dengan mayoritas di zona merah, mengikuti bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street yang ditutup melemah pada Senin (21/9/2020) kemarin.

Tercatat Hang Seng Index di Hong Kong melemah 0,46%, Shanghai di China anjlok 0,79%, Indeks STI Singapura terdepresiasi 0,21% dan KOSPI Korea Selatan turun 0,21%. Sedangkan indeks Nikkei di Negari Sakura masih libur memperingati hari ekuinoks musim gugur.

Sentimen pertama yang membuat bursa Asia kembali memerah pada pagi hari ini adalah terkait dengan lonjakan kasus terjangkit virus corona (Covid-19) di Eropa. Inggris kabarnya akan kembali melakukan karantina wilayah (lockdown) akibat jumlah kasus penyakit Covid-19.

CNBC International yang mengutip BBC melaporkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dikabarkan mempertimbangkan untuk kembali lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Rencana tersebut kembali mengemuka setelah Inggris melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru virus Covid-19 pada hari Minggu lalu.

Kepala petugas medis Inggris, Chris Whitty, kemarin memperingatkan jika tren penambahan kasus terus berlanjut dan tidak ada tindakan yang diambil, maka akan ada penambahan kasus sebanyak 50.000 per hari di pertengahan Oktober nanti.

Inggris tidak sendirian, banyak negara-negara Eropa mengalami peningkatan kasus yang signifikan setelah kebijakan lockdown dilonggarkan.

"Lebih dari setengah negara Eropa melaporkan peningkatan kasus Covid-19 lebih dari 10% dalam dua pekan terakhir. Dari semua negara tersebut, 7 negara melaporkan kasus baru bertambah lebih dari 2 kali lipat pada periode yang sama," kata Hans Kluge, Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) wilayah Eropa, sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu sentimen kedua, yakni skandal perbankan global mencuat setelah FinCEN Files yang berisi sekumpulan dokumen penting nan rahasia di dunia perbankan dan keuangan, bocor ke publik.

Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman, sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 1999 sampai 2017.

Di dalam file tersebut terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia.

Terdapat penjelasan soal bagaimana beberapa bank terbesar di dunia mengizinkan kriminal mentransaksikan "uang kotor" ke seluruh dunia dan nilainya mencapai sekitar US$ 2 triliun

Ada 5 bank besar yang disebut dalam file tersebut, HSBC, JPMorgan Chase, Deutsche Bank, Standard Chartered dan Bank of New York Mellon.

CNBC International yang mengutip radio Jerman, Deutsche Welle melaporkan Deutche Bank dicurigai memfasilitasi lebih dari setengah nilai transaksi tersebut.

Alhasil saham sektor finansial mengalami aksi jual Senin kemarin, mulai dari sesi Asia, Eropa, hingga ke AS.

Pelaku pasar juga memantau perkembangan di Washington di mana para politisi berupaya mencapai kesepakatan terkait paket stimulus guna menanggulangi pandemi penyakit akibat  Covid-19 dan membangkitkan perekonomian AS.

Nasib stimulus kian kabur setelah Trump ingin mengusulkan pengganti Hakim Mahkamah Agung Ruth Bader Ginsburg yang meninggal beberapa hari lalu.

Pertarungan antara kedua kubu di posisi hakim agung tersebut diyakini bakal menempatkan stimulus menjadi prioritas kedua karena fokus politisi Washington akan tersedot di Hakim Agung tersebut.

Stimulus yang "mandek" tersebut membuat bursa AS, Wall Street kembali berdarah-darah pada penutupan perdagangan kemarin.

Tercatat indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 1,8% atau 510 poin ke 27.147,70. Sementara S&P 500 turun 1,2% ke 3.281,06 dan Nasdaq turun 0,1% ke 10.778,80.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular