Analisis Teknikal

Warning! IHSG Bisa Terjun Bebas, Siapkan Parasut

Tri Putra, CNBC Indonesia
22 September 2020 08:35
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada perdagangan kemarin, Senin (21/9/20), lebih dari 1% hingga keluar dari level 5.000.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 249 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,8 triliun.

Skandal bank raksasa yang mengelola dana mencurigakan membuat sentimen pelaku pasar global memburuk, yang turut memukul IHSG.

Tambahan sentimen negatif dari dalam negeri soal Bank Indonesia (BI) yang akan kembali menjadi pengawas industri perbankan. Kabar ini kembali muncul di pasar. Bahkan, kabar terbaru menyebutkan perubahan payung hukum tersebut tak lama lagi dibahas pemerintah bersama DPR.

Hal ini menimbulkan isu terhadap independensi BI akan kembali menggoyahkan minat para pelaku pasar dan investor untuk berinvestasi. Ada kemungkinan pelaku pasar dan investor akan melakukan capital outflow kembali terkait akan hal ini seperti yang kita lihat beberapa waktu lalu.

Beralih ke bursa saham New York, dini hari tadi tiga indeks utama Wall Street berdarah menyusul bursa Eropa yang ambruk sekitar 3%. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,8%. Untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terdepresiasi 1,1% dan 0,13%.

Sentimen negatif juga datang dari Eropa, Inggris kabarnya akan kembali melakukan karantina wilayah (lockdown) akibat jumlah kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19).

CNBC International yang mengutip BBC melaporkan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dikabarkan mempertimbangkan untuk kembali lockdown untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Rencana tersebut kembali mengemuka setelah Inggris melaporkan lebih dari 4.000 kasus baru virus corona pada hari Minggu lalu.

Inggris tidak sendirian, banyak negara-negara Eropa mengalami peningkatan kasus yang signifikan setelah kebijakan lockdown dilonggarkan.

Sementara itu skandal perbankan global mencuat setelah FinCEN Files yang berisi sekumpulan dokumen penting nan rahasia di dunia perbankan dan keuangan, bocor ke publik. Dokumen itu berisi 2.500 lembar halaman, sebagian besar adalah file yang dikirim bank-bank ke otoritas Amerika Serikat (AS) antara tahun 1999 sampai 2017.

Di dalam file tersebut terdapat skandal penggelapan dana hingga pengemplangan pajak dari lembaga keuangan besar dunia. Terdapat penjelasan soal bagaimana beberapa bank terbesar di dunia mengizinkan kriminal mentransaksikan "uang kotor" ke seluruh dunia dan nilainya mencapai sekitar US$ 2 triliun

Ada 5 bank besar yang disebut dalam file tersebut, HSBC, JPMorgan Chase, Deutsche Bank, Standard Chartered dan Bank of New York Mellon.
CNBC International yang mengutip radio Jerman, Deutsche Welle melaporkan Deutche Bank dicurigai memfasilitasi lebih dari setengah nilai transaksi tersebut.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah dengan BB yang menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terkoreksi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.042. Sementara untuk melaju ke tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 4.963 apabila support ini ditembus IHSG berpeluang anjlok ke 4.938.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 35, yang menunjukkan RSI sudah mendekati indikator jenuh jualakan tetapi terkadang jika momentum jual sedang kuat Stochastic bisa tertahan di wilayah sekitar oversold dalam waktu yang cukup lama.

Sementara itu, indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) yang menggunakan pergerakan rata-rata untuk menentukan momentum, dengan indikator MACD di wilayah negatif, maka kecenderungan pergerakan IHSG untuk terdepresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bearish atau terkoreksi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator MACD yang berada di zona negatif.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular