Wall Street Lemas, IHSG Galau! Pagi-pagi Asing Cabut Rp 135 M

Tri Putra, CNBC Indonesia
18 September 2020 09:26
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (18/9/20) dibuka turun 0,02% di level 5.037,36. Selang 10 menit IHSG sudah menghijau tipis 0,10% di level 5.043,29.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 67 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 679 miliar.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 81 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 4 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan beli bersih sebesar Rp 20 miliar dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dengan net buy sebesar Rp 3 miliar.

Tapi pada pukul 09.24 WIB, IHSG masih naik-turun, cenderung hijau di level 5.045, dengan net sell Rp 135 miliar.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,04%,Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,03%, sedangkan Indeks STI di Singapura terdepresiasi 0,15%.

Beralih ke kiblat pasar modal global Wall Street, dini hari tadi beberapa sentimen negatif yang beredar di pasar membuat tiga indeks saham utama bursa New York jatuh ke zona koreksi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas 130 poin atau 0,47%. Indeks S&P 500 melorot 28.5 poin atau 0,84% dan indeks Nasdaq Composite terkoreksi paling dalam dengan penurunan 140 poin atau 1,27%.

Selain valuasi saham-saham terutama untuk sektor teknologi yang dinilai terlalu tinggi, pasar juga merespons informasi seputar vaksin yang simpang siur. Sebelumnya Presiden Donald Trump menyebutkan bahwa vaksin dapat didistribusikan di AS mulai Oktober. 

Namun pernyataan berbeda datang dari seorang direktur Center for Disease Control & Prevention (CDC) yang mengatakan kepada parlemen bahwa vaksinasi hanya akan dilakukan kepada segelintir orang tahun ini dan tak akan didistribusikan meluas untuk enam sampai sembilan bulan. 

Pembahasan paket stimulus Covid-19 lanjutan di AS yang macet juga menambah sentimen negatif di pasar. Di saat yang sama Wall Street juga memandang skeptis kebijakan bank sentralnya, the Fed yang akan menahan suku bunga rendah untuk waktu yang agak lama guna mendongkrak inflasi.

Di tengah merebaknya sentimen negatif dan juga adanya risiko ketidakpastian, terselip satu kabar yang bisa terbilang cukup positif. Rilis data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran untuk pekan lalu yang berakhir di 12 September turun menjadi 860.000 saja lebih rendah survei Dow Jones yang memperkirakan klaim tunjangan berada di angka 875.000.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular