Analisis Teknikal

Harap Waspada! Ada Risiko IHSG ke Bawah 5.000 Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 September 2020 13:18
Laju bursa saham domestik langsung tertekan dalam pada perdagangan hari ini, Kamis (10/9/2020) usai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan akan memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mulai Senin pekan depan.

Sontak, investor di pasar saham bereaksi negatif. Indeks Harga Saham Gabungan anjlok lebih dari 4% ke level 4.920,61 poin. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih Rp 430,47 miliar sampai dengan pukul 10.18 WIB.  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,22% ke 4.047,42 di perdagangan sesi I, Kamis (17/9/2020), padahal di awal perdagangan sempat menguat 0,81%. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 219,4 miliar di pasar reguler hari ini dari total nilai transaksi harian sebesar Rp 3,2 triliun.

Dini hari tadi, bank sentral AS (The Fed) mengumumkan kebijakan moneter, tetapi sayangnya belum mampu mengangkat sentimen di pasar saham.

Hal yang sama kemungkinan terjadi di perdagangan sesi II saat Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneter.

Meski data suara-suara yang menginginkan BI memangkas suku bunga lagi, tetapi BI sepertinya tidak akan melakukan hal tersebut. Konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia memperkirakan BI akan tetap menahan suku bunga acuannya di angka 4%

BI memandang cara memulihkan perekonomian adalah melalui jalur pelonggaran kuantitatif (quantitative easing/QE).

Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo. Dengan QE, BI menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui penurunan Giro Wajib Minimun (GWM) maupun ekspansi moneter. Hingga 14 Agustus, BI telah memberikan QE sebesar Rp 651,54 triliun.

Secara teknikal, meski melemah IHSG masih bertahan di atas support 5.040.

Sementara itu melihat grafik 1 jam, indikator stochastic masuk ke wilayah oversold, sehingga memberikan peluang rebound.

jkseGrafik: IHSG 1 Jam
Foto: Refinitiv

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Tetapi saat fundamental sedang tak mendukung, stochastic bisa tertahan di wilayah oversold dalam waktu yang lama.

Selama bertahan di atas support, IHSG berpeluang menguat ke resisten terdekat 5.090, jika berhasil dilewati IHSG berpeluang menguat kembali menuju 5.130.

Sementara jika support di 5.040 berhasil dilewati IHSG berisiko turun menuju level psikologis 5.000. Aksi jual IHSG akan meningkat jika level psikologis tersebut ditembus.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular