Santer Kabar Investasi di Gojek, Saham Telkom Diborong Asing

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
17 September 2020 12:48
The logo of Indonesia's largest telecommunications services company PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) is seen at Plasa Telkom building in Jakarta, April 30, 2018. REUTERS/Beawiharta
Foto: REUTERS/Beawiharta

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) pada perdagangan sesi I melesat pada saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi ke zona merah.

Kenaikan ini seiring dengan informasi yang beredar di pasar bahwa Telkomsel yang merupakan anak usaha Telkom, sudah mencapai kesepakatan investasi di PT Karya Anak Bangsa atau Gojek.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham Telkom tercatat melesat 1,79% ke level Rp 2.840/saham. Dalam sepekan terakhir tercatat menguat 5,19%.

Selain itu, pada perdagangan hari ini, saham Telkom juga diborong investor asing senilai Rp 34,21 miliar. Padahal kalau dihitung dari awal tahun, saham Telkom sudah diobral investor asing Rp 8,72 triliun, saham yang dijual investor asing paling besar.

CNBC Indonesia mencoba mengkonfirmasi hal ini ke Telkom melalui Vice President Corporate Communication Arief Prabowo. Ia menjelaskan, untuk aksi korporasi khususnya terkait dengan Merger and Acquisition, sebagai perusahaan publik Telkom terikat pada Non Disclosure Agreement (NDA) dengan pihak-pihak terkait.

"Karenanya sepanjang belum ada kesepakatan dari pihak-pihak yang terlibat, Telkom tidak dapat memberikan informasi apapun ke publik," kata Arief yang akrab dipanggil Bobby kepada CNBC Indonesia melalui pesan singkat, Kamis (17/9/2020).

Namun demikian, lanjut Arief, seiring dengan transformasi bisnis perusahaan untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom tetap terus menjajaki segala peluang bisnis yang sejalan dengan arah transformasi untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan serta fokus pada bisnis digital connectivity, digital platform dan digital services.

Upaya pengembangan kompetensi perusahaan khususnya pada lini digital platform dan digital services , tak hanya dilakukan melalui skema pengembangan sumber daya yang sudah ada (build), tapi juga melalui skema kemitraan (borrow) ataupun memanfaatkan sumber daya eksternal (buy) yang dapat dilakukan baik dengan berbagai start-up, unicorn maupun decacorn sekalipun.

Lalu CNBC Indonesia mencoba menghubungi Vice President Corporate Communication Telkomsel Denny Abidin. Namun hingga berita ini ditulis, Denny belum memberikan respons kepada CNBC Indonesia atas pesan singkat yang sudah terbaca.


(hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hai Investor! Erick Pasang Target Market Cap Telkom Rp 450 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular