
Babak Belur! Bursa Asia 'Kebakaran', IHSG Ikut Merana

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan bursa Asia mayoritas masih di zona merah hingga pukul 11:00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Tercatat indeks Nikkei Jepang melemah 0,62%, Hang Seng Hong Kong turun 1,61%, disusul indeks Shanghai di China yang anjlok 0,99%, STI Singapura terdepresiasi kembali 0,11% dan KOSPI dari Korea Selatan terpantau terperosok 1,34%.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 11:00 WIB melemah 0,12% ke level 5.052,24. Pada pembukaan hari ini, IHSG cenderung stagnan dengan dibuka 0,01% ke level 5081,30.
Pelemahan Bursa Asia terimbas dari melemahnya Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street pada penuutupan perdagangan Rabu (16/9/2020) kemarin.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 36,78 poin atau 0,13% menjadi 28.032,38. Sementara dua indeks saham lainnya turun, dengan S&P 500 turun 15,71 poin atau 0,46% menjadi 3.385,49, dan Komposit Nasdaq turun 139,85 poin atau 1,25% menjadi 11.050,47.
Turunnya indeks Nasdaq memperpanjang periode kelemahan untuk saham perusahaan teknologi dan membalikkan reli dua hari.
The Fed berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah hingga mencapai tujuan pekerjaan maksimum karena bank sentral menawarkan perkiraan yang agak lebih baik untuk tahun 2020, dengan prospek yang lebih sederhana untuk tahun 2021 dan 2022.
Tetapi Ketua Fed, Jerome Powell menekankan perlunya lebih banyak stimulus dari pemerintah Washington, mencatat 11 juta orang masih kehilangan pekerjaan karena pandemi.
"Saya rasa bahwa lebih banyak dukungan fiskal kemungkinan akan dibutuhkan," kata Powell, mencatat bahwa bantuan yang disetujui pada Maret adalah faktor "penting" dalam pemulihan yang sejauh ini lebih baik dari perkiraan, sebagaimana dilaporkan AFP.
Data ekonomi yang dirilis sebelum pengumuman Fed beragam, dengan penjualan ritel pada Agustus naik hanya sedikit yang diharapkan, tetapi survei menunjukkan sentimen pembangunan rumah yang kuat.
Di antara perusahaan individual, saham FedEx melonjak 13.63 poin atau 5.76% menjadi 250.30 setelah melaporkan laba kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan, menyusul lonjakan pendapatan 13% menjadi US$ 19,3 miliar dalam sebuah laporan yang mencerminkan permintaan besar selama pandemi virus corona (Covid-19).
Sementara saham start up gudang data cloud Snowflake naik lebih dari dua kali lipat dari harga pembukaannya di sesi perdagangan utama di Nasdaq sebesar 133.93 poin atau 111.61% menjadi 253.93, setelah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) mengumpulkan pendapatan US$ 3,4 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Libur Imlek, Bursa Saham Jepang Dibuka Cerah