
Asing Kabur Nyaris Rp 1 T (Lagi), IHSG Terkapar Tak Berdaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (16/9/20) ditutup di zona merah dengan depresiasi 0,83% di level 5.058,48.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 983 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 6,5 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 506 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 83 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk (BTPS) dengan beli bersih sebesar Rp 10 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy sebesar Rp 30 miliar.
Pelemahan terjadi di tengah rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang berlangsung hari ini dan besok.
Bank sentral nasional tersebut diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya. Tekanan yang dialami rupiah sejak awal kuartal III-2020 membuat MH Thamrin agak sulit menurunkan BI 7 Day Reverse Repo Rate, meski perekonomian Indonesia tengah di bibir jurang resesi.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan suku bunga acuan bakal tetap bertahan di 4% dalam RDG bulan ini. Hal ini membuat pelaku pasar bertaruh bahwa pemulihan ekonomi bakal kian panjang karena otoritas moneter tak memberikan insentif tambahan.
Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,09%, Hang Seng Index di Hong Kong turun 0,03%, sedangkan Indeks STI di Singapura loncat 0,73%.
Bursa Asia yang cenderung bercampur (mixed), karena pelaku pasar menunggu gebrakan Ketua The Fed Jerome Powell yang baru saja meluncurkan pendekatan baru terkait inflasi.
Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) juga akan membagi update kuartalan atas estimasi pertumbuhan ekonomi, kondisi pengangguran dan arah inflasi serta arahan mengenai kebijakan moneter ke depannya.
Beralih ke barat, dini hari tadi tiga indeks saham utama bursa New York kompak melenggang ke zona hijau. Wall Street dibuka hijau dan berhasil mempertahankan posisinya hingga penutupan.
Data perdagangan mencatat, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) mengalami apresiasi tipis sebesar 0,01 %. Pada saat yang sama indeks S&P 500 dan Nasdaq Composte masing-masing bertambah 0,5% dan 1,2%.
Sumringahnya kiblat bursa saham tersebut akibat adanya banjir sentimen positif. Wall Street mendapatkan energi penguatan dari China yang melaporkan kenaikan penjualan ritel pertama pada tahun ini sebesar 0,5% secara tahunan pada Agustus. Ini merupakan laporan kinerja positif pertama sepanjang 2020.
"Ini membuat China tetap berada di jalur pemulihan pertumbuhan [ekonomi] ke level sebelum virus merebak" kata Julian Evans-Pritchard, ekonom senior untuk China yang bekerja di Capital Economics".
"Penjualan ritel melampaui level 2019 untuk pertama kalinya sejak wabah COVID-19, sementara investasi dan pertumbuhan output terus menguat bulan lalu." ungkap Pritchard.
Sentimen positif juga datang dari kabar vaksin, di mana AstraZeneca melanjutkan kembali uji coba fase ketiga di Inggris sementara Direktur Utama Pfizer Albert Bourla menargetkan bisa menyajikan data kunci uji coba vaksinnya pada regulator selambat-lambatnya pada Oktober.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000