Analisis Teknikal

Dolar AS Lagi "Galau" Nih, Saatnya Rupiah Menyerang!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
16 September 2020 08:20
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah akhirnya menguat 0,17% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke 14.835/US$ pada perdagangan Selasa kemarin, setelah sepekan lamanya tak membukukan kinerja positif.

Neraca dagang Indonesia yang menunjukkan surplus 4 bulan beruntun memberikan sentimen positif ke rupiah. 

Sementara itu, dolar AS sedang "galau" akibat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter Kamis (17/9/2020) dini hari. The Fed diramal akan bersikap dovish alias memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu yang lama.

Bos The Fed, Jerome Powell, pada Kamis (27/8/2020) malam mengubah pendekatannya terhadap target inflasi.

Sebelumnya The Fed menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.

Kini The Fed menerapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu", selama rata-ratanya masih 2%.

Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi.

Suku bunga rendah yang ditahan dalam waktu yang lama tentunya berdampak negatif bagi dolar AS.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di atas US$ 14.730/US$, yang sebenarnya memberikan tekanan.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Tetapi kabar baiknya, pada Jumat (11/9/2020) lalu, rupiah membentuk pola Shooting Star. Dilihat pada grafik candle stick harian, badannya (body) kecil di bagian bawah, sementara ekornya (tail) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau USD/IDR akan bergerak turun, dengan kata lain rupiah berpeluang menguat.

Secara psikologis, pola shooting star menunjukkan aksi jual dolar berusaha mendominasi pasar.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu indikator stochastic kini mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang mencapai overbought memperbesar peluang penguatan rupiah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.830/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.790/US$.

Penembusan ke bawah Rp 14.790/US$ akan membuka jalan rupiah menguat menuju support Rp 14.730/US$.

Sementara itu, resisten terdekat berada di Rp 14.860/US$. Jika resisten tersebut dilewati, rupiah berisiko menguji kembali Rp 14.900/US$. Resisten selanjutnya berada di level Rp 14.930/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular