Pasca Restrukturisasi, 93% UMKM BRI Bakal Bangkit

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
15 September 2020 19:51
Direktur Keuangan dan Strategis Bisnis Bank BRI, Haru Koemahargyo (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) telah melakukan restrukturisasi terhadap 2,97 juta nasabahnya hingga akhir Agustus, dengan nilai kredit yang di restrukturisasi mencapai Rp 189 triliun.

Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo mengatakan dari seluruh bisnis yang telah direstrukturisasi, tingkat keberhasilan bisnis yang telah direstrukturisasi pun bisa mencapai 93%. Akan tetapi dalam skenario terburuk tingkat keberhasilan UMKM yang direstrukturisasi paling rendah menurutnya 85%, dan hanya 1% yang diperkirakan menyumbang pada NPL.

"Kita perlu meyakini ketika masa itu datang, ketika covid-19 itu sudah berakhir maka mereka tetap bisa melangsungkan aktivitasnya. Maka tidak ada masa dalam waktu singkat mereka terlanjut menghentikan usahanya atau layoff. Kalau itu terjadi, maka akan memberikan beban terhadap ekonomi Indonesia yang luar biasa, menolong nasabah UMKM juga menolong ekonomi Indonesia," kata Haru, Selasa (15/09/2020).

Bahkan untuk nasabah yang gagal, BRI membuka potensi untuk melakukan restrukturisasi kembali jika persyaratannya memungkinkan. Haru mengatakan perusahaan pun telah menyiapkan cadangan untuk kemungkinan tersebut.

"Ini harga sebuah krisis, dan ini harus dilakukan kalau kita punya pikiran positif semuanya akan kembali normal," ujar Haru.

Dia mengatakan BRI berupaya agar UMKM dapat meneruskan aktivitas usahanya, dengan restrukturisasi penundaan pembayaran pokok dan bunga, diskon suku bunga menjadi lebih rendah, agar beban mereka dapat berkurang dan digunakan untuk pengembangan bisnis.

"Memang ada sebagian dari mereka yang tidak berhasil untuk memenuhi kewajibannya terhadap BRI maka hal itu berdampak pada peningkatan NPL," kata dia.

Bahkan untuk nasabah yang gagal, BRI membuka potensi untuk melakukan restrukturisasi kembali jika persyaratannya memungkinkan. Haru mengatakan perusahaan pun telah menyiapkan cadangan untuk kemungkinan tersebut. Menurutnya kepercayaan diri dari pelaku usaha terutama mikro semakin positif, terutama untuk tetap tumbuh di tengah pandemi. Bahkan UMKM di masa PSBB jilid dua menurut Haru sudah jauh lebih siap.

"Ini harga sebuah krisis, dan ini harus dilakukan kalau kita punya pikiran positif semuanya akan kembali normal," ujar Haru.

Selain itu dia mengharapkan pada 2021 jika perkembangan membaik dengan pelonggaran PSBB, vaksin covid-19 ditemukan, maka bisa menjadi titik balik. Jika belum bisa sebaik 2019, maka diproyeksikan bisa kembali ke awal 2020 sebelum menyebarnya Covid-19.


(dob/dob) Next Article Kredit Rp 1,9 T, 125 Ribu Debitur KUR dapat Keringanan BRI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular