
China Bangkit! Kurs Dolar Australia Semakin Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (15/9/2020). China yang sekali lagi menunjukkan tanda-tanda kebangkitan ekonomi turut mengerek naik dolar Australia.
Maklum saja, China merupakan mitra dagang utama Australia, kala ekonomi China bangkit, permintaan impor tentunya akan meningkat.
Pada pukul 14:20 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.876,93, dolar Australia menguat 0,46% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata Uang Negeri Kanguru ini masih berada di dekat level tertinggi sejak November 2018 Rp 10.888,09/AU$, yang dicapai pada Jumat (11/9/2020) pekan lalu.
Biro Statistik China pagi tadi melaporkan penjualan ritel bulan Agustus mengalami kenaikan 0,5% year-on-year (YoY). Kenaikan tersebut menjadi yang pertama sepanjang tahun ini, menjadi indikasi masyarakat China kembali melakukan konsumsi, yang tentunya dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Penjualan peralatan komunikasi mencatat kenaikan terbesar 25,1% YoY, disusul dengan penjualan otomotif 11,8% YoY.
Data lain menunjukkan produksi industri tumbuh 5,6% YoY di bulan Agustus.
Data tersebut menunjukkan roda bisnis yang sebelumnya terhenti akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) kini sudah berputar kembali.
Permintaan bahan baku dari Australia pun berpotensi akan meningkat. Data dari bea cukai China yang dikutip Mining.com menunjukkan pada bulan Juni impor bijih besi melonjak 17% di bulan Juni dari bulan sebelumnya.
Kenaikan impor tersebut memicu kenaikan harga bijih besi, yang merupakan komoditas ekspor utama Australia. Bijih besi berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor. Harga bijih besi naik nyaris 34% sepanjang tahun ini ke atas US$ 125/ton yang merupakan level tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
Selain itu, emas dunia yang juga mencetak rekor tertinggi memberikan sentimen positif ke dolar Australia. Emas merupakan komoditas terbesar ke-enam Australia, berkontribusi sekitar 4,8% dari total ekspor.
Saat harga komoditas-komoditas tersebut menguat, pendapatan Australia akan meningkat dan menopang penguatan mata uangnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina
