Neraca Dagang Surplus 4 Bulan Beruntun, Rupiah Kokoh!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
15 September 2020 12:29
Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)
Foto: Uang Edisi Khusus Kemerdekaan RI ke 75 (Tangkapan Layar Youtube Bank Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Selasa (15/9/2020). Dolar AS yang tidak dalam kondisi bagus, serta rilis data neraca dagang Indonesia membuat rupiah berfluktuasi, meski masih kokoh di zona hijau.

Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,4% ke Rp 14.800/US$. Tetapi apresiasi tergerus hingga sempat melemah 0,07% di Rp 14,870/US$. Rupiah kemudian bisa bangkit lagi, dan berada di level Rp 14.840/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Dolar AS tidak dalam kondisi bagus akibat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan suku bunga di pekan ini. The Fed diramal akan bersikap dovish alias memberikan sinyal akan mempertahankan suku bunga rendah dalam waktu yang lama.

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan angka impor Indonesia pada Agustus 2020 sebesar US$ 10,74 miliar. Turun 24,19% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor mengalami kontraksi 18,78% YoY. Sedangkan konsensus versi Reuters memperkirakan kontraksi yang lebih dalam yaitu mencapai 20,58% YoY.

Dengan nilai ekspor sebesar US$ 13,07 miliar, maka neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2020 membukukan surplus US$ 2,33 miliar. Lebih tinggi ketimbang konsensus CNBC Indonesia yang memperkirakan US$ 2,11 miliar maupun Reuters dengan proyeksi US$ 2,16 miliar.

Rilis tersebut membuat rupiah berfluktuasi, sebab memberikan 2 gambaran. Impor yang merosot tajam berarti permintaan dari dalam negeri belum pulih, artinya roda bisnis masih berjalan lambat. Sehingga resesi sepertinya hampir pasti terjadi di kuartal III-2020.

Di sisi lain, surplus neraca dagang yang dicatat artinya pasokan devisa bertambah, yang dapat menjadi tenaga bagi rupiah untuk menguat. Neraca dagang yang mencetak surplus dalam 4 bulan beruntun tentunya bisa menipiskan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indonesia.

Jika dilihat sepanjang tahun ini, neraca dagang Indonesia hanya mencatat defisit sebanyak 2 kali di bulan Januari dan April. Gambaran yang diberikan dari satu data neraca dagang tersebut membuat rupiah naik-turun, meski masih mampu bertahan di zona hijau.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rupiah, Juara Asia Semester I-2020 Adalah Peso Filipina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular