Analisis Teknikal

Bahan Bakar Masih Full, Sesi II IHSG Siap Tancap Gas Lagi

Tri Putra, CNBC Indonesia
14 September 2020 12:58
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi pertama Senin (14/9/20) dengan penguatan drastis, menyusul revisi pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota.

IHSG pada sesi pertama berakhir menguat 2,3% atau 117,4 poin ke 5.134,07, atau terus menguat dibandingkan dengan posisi pembukaan yang naik 0,86% di 5.060,02. Kenaikan terjadi setelah PSBB DKI Jakarta tidak semenakutkan yang diduga sebelumnya, menyusul pembicaraan antara pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat pada Minggu kemarin.

Akibatnya, saham properti dan manufaktur menguat sehingga indeks kedua sektor tersebut, menurut data Revinitif, menjadi pengangkat IHSG dengan kenaikan masnig-masing sebesar 2,8% dan 2,5%.

Data perdagangan mencatat sebanyak 325 saham menguat, 106 menurun, dan 132 lainnya mash flat. investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 93 miliar di pasar reguler dari nilai transaksi harian Rp 5,44 triliun.

Dalam paparannya kemarin (13/9/20), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan PSBB akan berlaku degan beberapa fasilitas umum masih tutup yaitu sekolah, tempat rekreasi dan hiburan termasuk bioskop, taman kota serta fasilitas publik lain tempat khalayak berkumpul.

"Dua pekan ke depan sekolah masih tutup, pariwisata, rekreasi, dan tempat hiburan tutup. Begitu juga taman kota, RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak), fasilitas umum yang terkait pengumpulan orang, sarana olah raga publik, resepsi pernikahan, seminar, konferensi," papar Anies.

Restoran baik yang berdiri sendiri maupun di pusat perbelanjaan juga diperbolehkan buka. Namun dengan catatan hanya diizinkan untuk melayani pesan antar (delivery order) serta bawa pulang saja (take away).

Analisis Teknikal

IHSG TeknikalFoto: Analisa Teknikal IHSG (Tri Putra/CNBC Indonesia)

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang cenderung melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk mengubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.151. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.129.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 57, yang menunjukkan belum adanya indikator jenuh beli akan tetapi pergerakan RSI terkonsolidasi naik setelah menyentuh level jenuh jual sehingga biasanya menandakan pergerakan IHSG selanjutnya akan cenderung terapresiasi.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area batas atas, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish atau terapresiasi. Hal ini juga terkonfirmasi dengan munculnya indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular