
PSBB DKI Mulai Hari Ini, Dolar Singapura Dekati Rp 10.900

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Senin (14/9/2020), mendekati Rp 10.900/SG$. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta yang resmi dimulia hari ini membuat pelaku menahan diri masuk ke rupiah.
Pada pukul 11:40 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.892.32, dolar Singapura menguat 0,31% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Mata uang Negeri Merlion ini berada di dekat level tertinggi dalam nyaris 5 bulan terakhir.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Minggu kemarin akhirnya resmi mengumumkan PSBB akan di mulai hari ini, Senin (14/9/2020) tetapi ternyata tidak seperti yang ditakutkan pelaku pasar. Meski memang ada pengetatan ketimbang PSBB transisi, tetapi tidak seketat masa awal PSBB di bulan April lalu.
Tetapi tetap saja investor, khususnya asing menanti dampak PSBB kali ini, mengingat saat saat PSBB transisi yang lebih longgar diterapkan, perekonomian Indonesia diprediksi tak mampu lepas dari jeratan resesi, apalagi dengan PSBB yang lebih ketat.
Di sisi lain, dolar Singapura menjadi salah satu mata uang yang disukai pelaku pasar saat kondisi ekonomi dipenuhi ketidakpastian.
Salah satu penyebab dolar Singapura makin disukai investor yakni stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintahnya, guna meredam penyebaran pandemi penyakit virus corona (Covid-19), serta membangkitkan lagi perekonomian yang mengalami resesi.
Pada 17 Agustus lalu, Menteri Keuangan Singapura Heng Swee Keat kemarin mengumumkan paket stimulus senilai SG$ 8 miliar (US$ 5,8 miliar) untuk dunia usaha dan pekerja. Stimulus tersebut akan ditunjukkan untuk melanjutkan subsidi gaji pekerja, membantu industri aviasi, serta sektor hospitality.
Dengan tambahan tersebut, jumlah stimulus yang digelontorkan Pemerintah Singapura mencapai SG$ 100 miliar.
Singapura berbeda dengan negara maju lainnya yang harus membiayai stimulus fiskal dengan berhutang, menaikkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB).
Singapura mampu membiayai pengeluaran fiskal berkat surplus anggaran yang dimiliki selama bertahun-tahun.
"Kemampuan untuk menggunakan cadangan fiskal yang besar dari surplus anggaran selama bertahun-tahun jelas merupakan keuntungan bagi Singapura," kata Vishnu Varathan, kepada ekonom dan strategi di Mizuho Bank, sebagaimana dilansir Bloomberg News.
Sebelumnya, Bank investasi ternama, Morgan Stanley juga mengatakan Singapura sebagai tempat aman (safe place) di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini.
"Kita bisa melihat inflow yang didukung oleh peningkatan persepsi Singapura sebagai safe place di saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik regional," tulis analis Morgan Stanley, Wilson Ng dan Derek Chang, sebagaimana dilansir CNBC International, Senin (29/6/2020).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!
