
PSBB Jakarta A La Anies Ternyata Nggak Total-total Amat Nih..

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mengalami koreksi pada perdagangan pekan ini. Bagaimana dengan pekan depan? Sentimen apa saja yang perlu dicermati oleh pelaku pasar?
Minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 4,26% secara point-to-point. Sudah jelas, cetha wela-wela, sah dan meyakinkan, IHSG adalah indeks saham dengan performa terburuk di Asia.
Berikut perkembangan indeks saham utama Benua Kuning pada perdagangan pekan ini:
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Seirkat (AS) melemah 0,81% secara point-to-point di perdagangan pasar spot. Lagi-lagi, rupiah adalah yang terlemah di Asia.
Pekan ini, sentimen domestik kental mewarnai pasar keuangan Tanah Air. IHSG dan rupiah terbeban oleh rencana pemerintah provinsi DKI Jakarta yang akan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total mulai pekan depan.
Artinya, situasi Jakarta akan kembali seperti April-Mei lalu. Perkantoran non-esensial, restoran, pertokoan, rumah ibadah, lokasi wisata, dan sebagainya ditutup untuk sementara. Warga kembali diminta #dirumahaja.
PSBB membuat ekonomi Jakarta ambruk. Pada kuartal II-2020, output ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) Ibu Kota tumbuh negatif (kontraksi) -8,22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Ini menjadi kontraksi terparah dalam 10 tahun terakhir.
"Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya untuk menahan laju penyebaran Covid-19 hampir menghentikan seluruh aktivitas masyarakat dan berdampak demikian besar pada kinerja ekonomi, bahkan merambah hingga kegiatan sosial. Pada triwulan II/2020 pertumbuhan ekonomi Jakarta kontraksi minus 8,22%. Angka ini adalah yang terendah selama kurun waktu 10 tahun terakhir, meskipun tidak sedalam saat krisis ekonomi tahun 1998," sebut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta.
Apesnya, Jakarta adalah penyumbang terbesar dalam 'kue' PDB nasional. Pada kuartal II-2020, kontribusi Jakarta adalah 17,17% terhadap pembentukan PDB Indonesia. Akibatnya, ekonomi Ibu Pertiwi terkontraksi 5,32% pada periode tersebut.
Rencana Gubernur Anies Rasyid Baswedan memberlakukan PSBB total tentu akan membuat cerita seperti kuartal II-2020 kembali terulang. Jika PDB tumbuh negatif lagi pada kuartal III-2020, maka Indonesia akan resmi masuk zona resesi. Kalau PSBB Jakarta terus berlaku hingga kuartal IV-2020, maka Indonesia masih terisap di lumpur resesi.
Untuk pekan ini, investor patut memonitor sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan PSBB Jakarta. Gubernur Anies mengumumkan bahwa ada PSBB yang berlaku mulai pekan depan bukan transisi seperti sebelumnya.
"Dua pekan ke depan sekolah masih tutup, pariwisata, rekreasi, dan tempat hiburan tutup. Begitu juga taman kota, RPTRA (Ruang Publik Terbuka Ramah Anak), fasilitas umum yang terkait pengumpulan orang, sarana olah raga publik, resepsi pernikahan, seminar, konferensi. Khusus pernikahan dan pemberkatan dapat dilakukan di KUA (Kantor Urusan Agama) dan Catatan Sipil," papar Anies.
Namun, ternyata PSBB tidak seperti yang ditakutkan sebelumnya. Pekerja, baik di pemerintahan maupun swasta, tetap bisa pergi ke kantor meski ada pembatasan.
"Kantor pemerintahan, sesuai Permen PAN-RB, zona risiko tinggi boleh beroperasi maksimal 25%. Terkait dengan kegiatan perkantoran swasta, yang termasuk non-esensial, bisa beroperasi dengan pembatasan kapasitas. Wajib mengatur mekanisme bekerja dari rumah, untuk yang di kantor, wajib maksimal 25%," jelas Anies.
Sementara restoran, baik yang terpisah (stand alone) maupun di pusat perbelanjaan, masih boleh buka. Akan tetapi tidak boleh menerima pengunjung untuk makan-minum di tempat, hanya melayani pesan-antar (delivery) atau pesan-bawa pulang (take away).
Tidak seperti yang diperkirakan, pasar tradisional dan pusat perbelanjaan masih boleh buka. Kapasitas masih dibatasi maksimal 50%, seperti di PSBB Transisi.
"Ini berlaku selama dua pekan. Jika ditemukan kasus positif, seluruh gedung akan ditutup selama tiga hari operasi," tegas Anies.
Lalu di sisi transportasi, tidak banyak perubahan. Transportasi umum masih dibatasi 50% seperti saat ini. Ganjil-genap masih ditiadakan, dan angkutan sepeda motor berbasis aplikasi (ojek online/ojol) boleh membawa penumpang maupun barang dengan pelaksanaan protokol kesehatan.
Sepertinya tidak banyak perubahan dari PSBB kali ini dengan PSBB Transisi. Pegawai kantoran, mal, sampai transportasi umum masih terbuka, tidak 'dikunci' total. Bahkan ojol pun boleh mengangkut penumpang.
Jadi, sepertinya pelaku pasar boleh lega. Aktivitas publik tidak sepenuhnya 'digembok', sehingga roda ekonomi tetap bisa berputar walau perlahan. Jauh lebih baik ketimbang berhenti sama sekali.
Sentimen kedua adalah sejumlah bank sentral akan menggelar rapat penentuan suku bunga acuan di berbagai negara. Termasuk Bank Indonesia (BI) yang menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 16-17 September.
Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Gubernur Perry Warjiyo dan sejawat akan mempertahankan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 4%. Dari delapan institusi yang terlibat, seluruhnya 'meramal' suku bunga acuan tidak berubah.
Sepertinya MH Thamrin masih ingin melihat dampak pemangkasan BI 7 Day Reverse Repo Rate yang sejak awal tahun sudah turun 100 basis poin. Sejauh ini suku bunga kredit perbankan belum turun sejalan dengan pemotongan suku bunga acuan.
Sejak awal tahun ini, rata-rata suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) bank komersial baru turun 62 bps. Masih ada ruang untuk turun lagi, karena belum searah dengan pemangkasan BI 7 Day Reverse Repo Rate.
Selain itu, BI juga sepertinya patut khawatir dengan perkembangan nilai tukar rupiah. Sejak awal kuartal III-2020, mata uang Tanah Air ambles 4,8% di hadapan greenback.
Jika suku bunga turun, maka imbalan investasi di aset-aset berbasis rupiah (terutama instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut berkurang. Pasar keuangan Indonesia jadi kurang menarik, sehingga arus modal seret dan rupiah bisa melemah lebih lanjut.
Berdasarkan UU No 3/2004, mandat BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Oleh karena itu, BI tentu akan mengerahkan segenap upaya untuk menjaga mandat tersebut, termasuk melalui kebijakan suku bunga.
Tidak cuma BI, bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) pun akan menggelar rapat pekan depan. Bank sentral paling berpengaruh di planet bumi ini juga diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan di 0-0,25%.
"Kami berpandangan bahwa situasi akan lebih sulit, terutama ada beberapa area di perekonomian yang masih sangat terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) seperti pariwisata dan hiburan. Ekonomi masih membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung perbaikan aktivitas ekonomi, sampai beberapa waktu. Mungkin dalam hitungan tahun. Selama apa pun itu, kami akan tetap ada," papar Jerome 'Jay' Powell dalam wawancara dengan National Public Radio, sebagaimana dikutip dari Reuters, belum lama ini.
Sentimen ketiga, pelaku pasar juga perlu mencermati rilis data perdagangan internasional Indonesia. Konsensus sementara yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor terkontraksi 7,69% YoY dan impor terkontraksi 22,88% YoY. Neraca perdagangan diperkirakan surplus US$ 2,045 miliar.
Neraca perdagangan memang surplus, tetapi sepertinya itu bukan kabar baik. Walau ekspor lebih besar ketimbang impor, tetapi perlu dicatat bahwa mayoritas impor Indonesia adalah bahan baku/penolong dan barang modal. Ini adalah 'bahan bakar' untuk proses produksi di dalam negeri.
Penurunan impor menandakan bahwa produksi industri manufaktur sedang lesu. Industri manufaktur adalah kontributor terbesar dalam pembentukan Produk Domestik Bruto/PDB dari sisi lapangan usaha.
Perlambatan di sektor ini akan mempengaruhi PDB secara keseluruhan. Apalagi kalau sampai terkontraksi, PDB juga sangat mungkin ikut negatif.
Pada kuartal II-2020, PDB Ibu Pertiwi terkontraksi 5,32%. Apabila kuartal berikutnya minus lagi, yang kemungkinannya cukup besar, maka Indonesia akan resmi masuk zona resesi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Ditekuk Dolar AS, Dikeroyok Yen Sampai Peso
