
Happy Weekend! Bursa Asia 'Berpesta', Kecuali Singapura

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Jumat (11/9/2020) ditutup dengan mayoritas mengalami penguatan. Hanya indeks Streets Time (STI) Singapura yang ditutup melemah pada perdagangan akhir pekan ini.
Data perdagangan mencatat, Indeks Nikkei di Jepang melonjak 0,74%, lalu indeks negara ginseng Korea, yakni Kospi menguat 0,21%. Indeks Hang Seng Hong Kong juga naik 0,78 %, dan indeks Shanghai China terbang 0,79%. Adapun indeks STI Singapura melemah 0,08%.
Pelaku pasar Asia merespons kebijakan dari Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang dirilis Kamis (11/9/2020).
Sebelumnya, ECB di bawah komando Christine Lagarde ini sepakat mempertahankan suku bunga acuan, main refinancing rate sebesar 0%, lending facility 0,25%, dan deposit facility -0,5%.
Sementara itu stimulus moneter berupa program pembelian obligasi (quantitative easing/QE), atau yang disebut Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) masih tetap sebesar 1,35 triliun euro (US$ 1,6 triliun).
Bursa Asia sepertinya menghiraukan penutupan Bursa Wall Street yang melemah pada perdagangan Kamis (10/9/2020) waktu Amerika.
Padahal sehari sebelumnya, Bursa Wall Street mencatatkan penguatan setelah 3 hari berturut-turut berada di zona merah, namun akhirnya Bursa Wall Street tidak kuat menahan arus profit taking yang lagi besar-besarnya.
Tercatat, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 405,89 poin lebih rendah atau turun 1,45% menjadi 27.534,58, kemudian Indeks S&P 500 pun terkoreksi 1,8% dan ditutup di level 3.339,19.
Sementara Nasdaq Composite anjlok 2% menjadi 10.919,59 setelah melonjak 1,4%. Koreksi ini adalah penurunan keempat dalam 5 hari perdagangan bagi rata-rata indeks utama di Wall Street ini.
Penurunan harga saham terparah terjadi di sektor teknologi, di mana saham Apple merosot 3,3% setelah naik 2,7%. Tesla, yang sempat naik lebih dari 8%, ditutup naik hanya 1,4%.
Saham Netflix, Microsoft, Facebook dan Amazon juga terkoreksi. Itu membuat saham sektor teknologi di Indeks S&P 500 turun 2,3%.
Selain itu juga, pelaku pasar Asia juga sedang mengamati data indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat pada Agustus yang akan dirilis hari ini dan dapat mempengaruhi tingkat inflasi di negara Paman Sam tersebut.
Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan pekan ini berhasil ditutup menguat 2,56% ke level 5.016,71, Setelah sehari sebelumnya IHSG ditutup merana 5,01% ke . IHSG berhasil ke zona hijau berkat kabar soal PSBB Total di DKI Jakarta yang rencananya akan direvisi.
Sebelumnya, pada Kamis kemarin, IHSG sempat drop hingga 5,01% merespons kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan yang menyebutkan akan menerapkan PSBB total pada Senin depan 14 September.
Kebijakan tersebut membuat kaget dan kecewa dari pelaku usaha, kendati tujuan PSBB tersebut lantaran kasus corona di ibu kota meningkat signifikan dan mengkhawatirkan.
Namun belakangan beredar kabar, pemerintah pusat akan bertemu dengan Pemprov DKI Jakarta untuk membahas masalah tersebut.
Menurut sejumlah sumber, Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan akan bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Selain itu, Wali Kota Bogor Bima Arya yang ikut membahas pelaksanaan dan penerapan PSBB di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), juga membenarkan kondisi Jakarta saat ini memang darurat. Untuk itu, perlu diselaraskan dengan daerah-daerah di sekitar ibu kota.
"Pemprov DKI Jakarta masih merasa perlu untuk memantapkan lagi rencana tersebut selain itu diperlukan juga koordinasi lebih lanjut dengan pemerintah pusat," kata Bima dalam keterangan resmi yang diterima CNBC Indonesia, Jumat (11/9/2020).
Kabar terakhir dari berbagai sumber menyebutkan, penerapan PSBB tetap diterapkan di DKI Jakarta dengan sejumlah pelonggaran. Tidak seperti pelaksanaan PSBB tahap pertama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
