
Bursa Asia Bervariasi, tapi IHSG Sukses Melesat 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia mayoritas dibuka di zona merah pada hari ini. Hanya Indeks Hang Seng Hong Kong yang dibuka di zona hijau.
Hingga pukul 11:00 Waktu Indonesia Barat (WIB), indeks Nikkei Jepang menguat 0,31%, Hang Seng Index Hong Kong naik 0,44%
Sedangkan indeks Shanghai di China melemah 0,21%, STI Singapura terdepresiasi 0,53% dan Kospi Korea Selatan terpantau jatuh 0,72%.
Sementara itu, IHSG Pada pukul 11:00 WIB berhasil menguat ke zona hijau 1,73% ke level 4.976,03 setelah sempat turun drastis 2,80% pada pagi tadi. Kabar terkait revisi PSBB total menyebabkan IHSG berhasil merangkak naik ke zona hijau.
Sebelumnya, Rabu malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengumumkan 'rem darurat' kembali ditarik. PSBB di ibu kota kembali diketatkan, tidak ada lagi PSBB Transisi. Mulai 14 September, warga Jakarta kembali disarankan untuk #dirumahaja.
"Kita akan menarik 'rem darurat' yang itu artinya kita terpaksa kembali menerapkan PSBB seperti pada masa awal pandemi dulu. Bukan lagi PSBB Transisi, tetapi kita harus melakukan PSBB sebagaimana masa awal dulu," tegas Anies.
Upaya ini terpaksa ditempuh mengingat kasus corona di Jakarta boleh dikata sangat mengkhawatirkan. Per 8 Agustus, jumlah pasien positif corona mencapai 48.393 orang. Bertambah 1.014 orang (2,14%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir (26 Agustus-8 September), rata-rata pasien baru bertambah 975,21 orang per hari. Melonjak dibandingkan 14 hari sebelumnya yakni 579,71 orang.
Dari global, Bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street terkoreksi parah di penutupan perdagangan Kamis waktu AS (10/9/2020) atau Jumat pagi waktu Indonesia, setelah sebelumnya ditutup di zona hijau pada Rabu.
Data perdagangan mencatat, Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup 405,89 poin lebih rendah atau turun 1,45% menjadi 27.534,58.
Di awal sesi, Dow Jones sempat naik lebih dari 200 poin. Indeks S&P 500 pun terkoreksi 1,8% dan ditutup di level 3.339,19.
Sementara Nasdaq Composite anjlok 2% menjadi 10.919,59 setelah melonjak 1,4%. Koreksi ini adalah penurunan keempat dalam 5 hari perdagangan bagi rata-rata indeks utama di Wall Street ini.
Penurunan harga saham terparah terjadi di sektor teknologi, di mana saham Apple merosot 3,3% setelah naik 2,7%. Tesla, yang sempat naik lebih dari 8%, ditutup naik hanya 1,4%.
Saham Netflix, Microsoft, Facebook dan Amazon juga terkoreksi. Itu membuat saham sektor teknologi di Indeks S&P 500 turun 2,3%.
Sebelumnya saham-saham utama di Wall Street telah mencatatkan penurunan 3 hari beruntun, namun pada Rabu semuanya mencatatkan kenaikan, di mana S&P 500 mencatatkan hari terbaiknya sejak Juni.
Namun, jika melihat pergerakan dari penutupan 2 September sampai Selasa lalu, saham-saham sektor teknologi di S&P 500 telah terkoreksi 11,4%. Sementara Indeks S&P 500 turun hampir 7% selama periode yang sama.
Selain ketidakpastian di saham teknologi, sentimen negatif juga datang dari klaim pengangguran yang mengecewakan.
Departemen Tenaga Kerja AS pada Kamis mengatakan jumlah pelapor pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 884.000. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan klaim hanya mencapai 850.000.
"Pertumbuhan ekonomi akan pulih tajam di Q3 dan lagi di Q4 tetapi statistik pasar tenaga kerja ini masih menunjukkan jalan yang panjang dalam hal perekrutan," kata Peter Boockvar, kepala investasi di Bleakley Advisory Group.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
