
Bursa Saham Goyang karena PSBB Total, Ini Saran Credit Suisse

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemarin (10/9/20) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi sangat parah hingga mencapai 5% setelah keputusan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk memberlakukan kembali PSBB Total.
Menurut Credit Suisse (CS) penurunan ini hanyalah ketakuan terhadap ketidakpastian semata sekaligus aksi ambil untung setelah periode IHSG yang berhasil naik melawan ekspektasi.
Walaupun pengumuman PSBB Total yang detailnya belum jelas, dan kurang disetujui oleh pemerintah pusat beserta para menteri-menterinya, kemungkinan besar dampak ekonomi dari kebijakan ini tidaklah separah pada kuartal kedua tahun 2020 dimana ketidakpastian sangat tinggi, dan stimulus dari pemerintah belum jelas.
Daerah-daerah lain juga kemungkinan besar tidak akan mengikuti kebijakan yang diberlakukan oleh Provinsi DKI Jakarta, pertimbangannya pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat mempertimbangkan konsekuensi ekonomi dari pemberlakuan PSBB Total.
Selanjutnya 65% provinsi di Indonesia memiliki kecukupan ventilator. Pada 10 September kemarin, provinsi-provinsi besar lainya seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkan pemberlakuan PSBB Total.
Selanjutnya, meskipun jumlah kasus aktif dan positivity rate terus meningkat, akan tetapi hal ini tidaklah terlalu buruk. Dari 10 daerah terbesar dengan kasus aktif terbanyak, 4 sudah melaporkan penurunan kasus aktif. Meskipun begitu 6 daerah lain harus berhati-hati, akan tetapi jumlah kasur rumah sakit dan ventilator mencukupi dua-pertiga ekonomi.
Menurut CS, ronde kedua melawan virus corona dampaknya terhadap ekonomi akan lebih kecil karena, pada ronde pertama di bulan April-Mei, ketidaktahuan terhadap apa yang akan terjadi sangatlah tinggi, kala ini pemerintah dan bisnis sedang dalam masa transisi ke fase 'New Normal'.
Sekarang, tidak hanya penyesuaian-penyesuaian yang sudah selesai dilakukan, stimulus yang diguyurkan oleh pemerintah juga sudah berjalan.
Meskipun begitu, tentunya kebijakan DKI 1 ini akan menyebabkan pemulihan pasar akan lebh lambat dari pola huruf V pada 2021 yang menjadi basis pemulihan prediksi CS.
Kompilasi opini dari analis, CS memprediksi ada potensi kenaikan pada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), yang kesemuanya ambles pada perdagangan kemarin (10/9/20).
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000