Gak Cuma IHSG, Bursa Asia pun Babak Belur!

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
09 September 2020 16:42
A man stands in front of an electronic board showing the Nikkei stock index outside a brokerage in Tokyo, Japan, March 25, 2019. REUTERS/Kim Kyung-hoon
Foto: Nikkei Stock Index. (Reuters/Kim Kyung-Hoon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia pada perdagangan Rabu (8/9/2020) kompak ditutup di zona merah seiring bursa Amerika Serikat, Wall Street yang juga ditutup melemah kemarin dan kabar dari perang dagang AS-China yang memasuki babak baru.

Data perdagangan mencatat, di Jepang indeks Nikkei terkoreksi 1,04%, indeks SSE di China turun 1,86%, indeks STI Singapura melemah 0,22%, di Hong Kong indeks Hang Seng juga terdepresiasi 0,63%, dan di Korea Selatan indeks Kospi terpantau jatuh 1,09%.

Sedangkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,81% ke level 5.149,37. IHSG melemah setelah rilis data penjualan ritel bulan Juli.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) mengalami kontraksi 12,3% pada Juli 2020 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Penjualan ritel belum bisa lepas dari kontraksi selama delapan bulan beruntun.

Bahkan pada Agustus 2020, BI memperkirakan penjualan ritel masih turun dengan kontraksi IPR 10,1% YoY. Dengan begitu, rantai kontraksi penjualan ritel kian panjang menjadi sembilan bulan berturut-turut.

Kabar baiknya, kontraksi penjualan ritel terus melandai. Sejak menyentuh 'kerak neraka' pada Mei 2020, laju penurunan IPR berangsur menipis.

Dari sentimen di Asia, hari ini China merilis data indeks harga konsumen (IHK) Agustus 2020. Tercatat IHK China pada Agustus secara month-to-month (MtM) diangka 0,4, turun dari bulan Juli di angka  0,6.

Sedangkan secara year-on-year (YoY), IHK China berada di angka 2,4, turun dari bulan Agustus tahun sebelumnya di angka 2,7.

Sementara itu dari bursa Wall Street pada penutupan perdagangan Selasa (8/9/2020), Wall Street mengalami pelemahan. Dow Jones Industrial Average turun 2,3% atau sekitar 630 poin dan ditutup pada 27.500,89. Sementara S&P 500 berbasis luas merosot 2,8% menjadi 3.331,84.

Sedangkan Nasdaq yang kaya dengan saham-saham teknologi merosot 4,1% menjadi 10.847,69. Nasdaq telah turun 10% dalam tiga sesi terakhir setelah mencapai yang terakhir dalam serangkaian rekor pada 2 September.

Sentimen lainnya adalah babak baru perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sepertinya kembali dimulai. Meski ada perjanjian fase I damai dagang yang ditandatangani Januari, serangan baru terhadap komoditas China kini dilancarkan lagi oleh AS.

Kali ini Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) AS akan memblokir impor kapas dan produk tomat dari wilayah Xinjiang di China barat. Bukan hanya itu, produk turunannya termasuk benang kapas, tekstil, pakaian jadi, serta pasta tomat, dan produk lain juga akan dilarang masuk.

Ini dilakukan karena tudingan produk tersebut diproduksi dengan kerja paksa yang dilakukan China ke Muslim Uighur di provinsi itu. Aturan itu awalnya berlaku 8 September lalu, namun kini diundur ke pekan depan.

Juru Bicara CBP mengatakan bahwa aturan ini disebut "Perintah Pembebasan Penahanan". Di AS mungkin menahan pengiriman dengan dalih UU memerangi perdagangan manusia, pekerja anak, dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya.

Selain itu, kabar mengejutkan datang dari pengembang vaksin Covid-19 AstraZeneca yang dihentikan sementara uji klinis tahap ketiganya sampai waktu yang belum ditentukan.

Penghentian uji klinis kandidat vaksin virus corona yang diberi nama AZD1112 ini menyusul laporan dampak negatif parah dari uji klinis vaksin terhadap seorang peserta di Inggris. Dampak tersebut adalah ditemukannya penyakit aneh pada relawan bersangkutan setelah mendapatkan vaksin tersebut.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cuekin Wall Street, Bursa Saham Asia Kompak Menghijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular