
Ada Transaksi Jumbo, Siapa Nih Pemborong Saham TIFA?

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kabar akan dicaploknya emiten pembiayaan PT Tifa Finances Tbk (TIFA) oleh bank asal Korea Selatan Korean Development Bank (KDB), hari ini terdapat transaksi pembelian bersih asing di saham TIFA yang kemungkinan dilakukan oleh KDB.
Tercatat pada pukul 9:47 WIB hingga 10:10 WIB investor asing melalui broker PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia (YP) yang notabene adalah sekuritas asal Negeri Ginseng melakukan pembelian 8.7077.631 lot saham TIFA di harga Rp 520/unit, sedangkan pihak penjual adalah investor yang menggunakan broker PT BCA Sekuritas (SQ).
Pembelian kemungkinan besar dilakukan dari PT Dwi Satrya Utama dan Tan Chong Credit Pte Ltd Singapura yang ditunjukkan dengan investor asing yang menjual saham TIFA dengan broker SQ sebanyak 3,8 juta lot yang kemungkinan besar adalah Tan Chong Credit asal Negeri Singa.
Total dana yang dikeluarkan asing untuk menebus transaksi tersebut mencapai Rp 452 miliar. Harga saham TIFA sendiri hari ini terpantau terapresiasi 1,24% ke level harga Rp 490/unit.
Sebagai informasi, pasar negosiasi di BEI adalah satu dari tiga jenis transaksi di bursa saham. Jenis transaksi lain yaitu transaksi di pasar reguler atau pasar biasa, dan pasar tunai.
Transaksi di pasar reguler merupakan transaksi yang dilakukan menggunakan mekanisme tawar menawar berkelanjutan dan menjadi fasilitas bertransaksi dengan harga normal dan jumlah transaksi minimal 1 lot (100 saham).
Sebaliknya, transaksi besar yang dilakukan di pasar negosiasi biasanya melibatkan pemilik atau pemegang saham besar yang tidak ingin merusak harga di pasar reguler. Harga dan jumlah transaksi bisa ditentukan oleh kedua belah pihak tanpa perlu mengikuti harga pasar.
Sementara itu, pasar tunai adalah pasar di mana perdagangan efek di bursa dilaksanakan berdasarkan proses tawar-menawar secara lelang yang berkesinambungan (continuous auction market) oleh perusahaan efek anggota bursa (AB) melalui sistem JATS dan penyelesaiannya dilakukan pada hari bursa yang sama alias hari itu juga (T+0).
Sebelumnya diberitakan, The Korea Development Bank (KDB), bank asal Korea Selatan, akan mengambilalih mayoritas kepemilikan saham emiten pembiayaan PT Tifa Finance Tbk (TIFA) dari pemegang saham eksisting sebesar 80,65% dari total modal yang ditempatkan dan disetor perseroan.
Akuisisi ini akan menyebabkan perubahan pengendalian dalam perseroan oleh KDB, perusahaan yang didirikan dan tunduk kepada hukum negara Republik Korea yang kantor pusatnya terdaftar berada di 14 Eunhaeng-ro, Yeongdeungpo-Seoul, Korea Selatan.
Dalam pengumumannya di BEI, Senin (6/7/2020), manajemen Tifa Finance mengungkapkan rencana pengambilalihan akan dilaksanakan dengan memperhatikan segala pemenuhan izin maupun persetujuan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa (RUPSLB) terkait dengan rencana pengambilalihan 870.763.100 saham perusahaan oleh KDB.
"Dalam jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman ini, pihak-pihak yang berkepentingan termasuk kreditor atau pihak ketiga lainnya dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai alasan kepada perseroan atas rencana pengambilalihan ini," tulis manajemen.
Mengacu data laporan keuangan Maret 2020, pemegang saham TIFA adalah PT Dwi Satrya Utama, Tan Chong Credit Pte Ltd Singapura, dan investor publik.
Rencana akuisisi ini sebetulnya pertama kali ramai pada September 2018 ketika itu diberitakan oleh media Korsel bahwa KDB diprediksi akan menghabiskan dana 10 miliar won atau setara Rp 118,16 miliar.
The Korea Times memberitakan bahwa dana tersebut diprediksi akan menjadi harga yang harus dibayar untuk membeli saham TIFA dari pengendalinya yaitu PT Dwi Satrya Utama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Digitalisasi Picu Investor Ritel Domestik Bursa RI 'Meledak'