Internasional

Meski Resesi Menghantui, Ekonomi Global Bisa Pulih Kok!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 September 2020 15:01
The Morgan Stanley logo is displayed at the post where it is traded on the floor of the New York Stock Exchange (NYSE) in New York, U.S., April 19, 2017. REUTERS/Brendan McDermid
Foto: Morgan Stanley (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Catatan ekonom perusahaan perbankan investasi Morgan Stanley mengatakan jika ekonomi global kemungkinan akan pulih ke tingkat pra-pandemi pada awal kuartal berikutnya atau sekitar tiga bulan lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

"Bukti menunjukkan bahwa persamaan virus atau ekonomi telah bergeser secara meyakinkan dari hari-hari awal wabah," kata mereka dalam sebuah catatan kepada klien, sebagaimana dikutip oleh Reuters.



Mereka juga mengatakan bahwa masa pemulihan terus mengumpulkan momentum sebab banyak negara kini menjadi lebih baik dalam menangkis virus corona yang masuk ke wilayah mereka.

Lebih lanjut, mereka juga mengatakan jika ekonomi Amerika Serikat dapat mencapai level seperti sebelum munculnya Covid-19 pada kuartal kedua tahun depan. Sementara seluruh pasar negara maju dapat mencapai level itu pada kuartal ketiga tahun depan.

Ditambah dengan tingkat dukungan fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemungkinan gangguan perdagangan, pemulihan prospektif kemungkinan akan disertai dengan inflasi yang lebih kuat, menurut mereka.


Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF), dalam outlook bertajuk "A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery", memperkirakan ekonomi global akan tumbuh -4,9%, lebih rendah 1,9 poin dibanding outlook IMF pada April 2020, yakni -3%.

Dalam wawancara yang dilakukan dengan ekonom-nya, IMF juga sudah memberi kisi-kisi outlook akan sangat buruk. Ekonomi global disebut akan menderita krisis keuangan terburuk sejak Great Depression tahun 1930-an.

IMF bahkan menamai krisis saat ini sebagai "Great Lockdown". Lembaga itu bahkan berujar krisis tidak seperti apapun yang pernah dilihat di dunia sebelumnya.

Bank Dunia dalam outlook ekonomi global "Global Economic Prospects" yang terbit pada 8 Juni lalu meramalkan ekonomi bakal menyusut 5,2% tahun ini. Lembaga ini menyebut, krisis pada masa ini adalah resesi terdalam sejak Perang Dunia II.

Aktivitas ekonomi negara maju disebut akan berkontraksi 7% pada tahun 2020. Karena permintaan dan pasokan perdagangan serta keuangan dalam negeri terganggu. Pasar dan ekonomi berkembang (EMDE's) diperkirakan akan berkontraksi 2,5% di 2020. Ini merupakan kontraksi pertama sejak 60 tahun terakhir di mana pendapatan per kapita diperkirakan turun 3,6%.

Hingga kini sudah ada puluhan negara yang jatuh ke jurang resesi, seperti AS, Makau, Peru, Venezuela, Spanyol, Inggris, dan Jepang.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Nambah Lagi Negara Resesi: Filipina!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular