
Pagi-pagi Asing Sudah Obral Ratusan Miliar, IHSG Anjlok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan Senin (7/9/20) dibuka turun 0,09% di level 5.235,01. Selang 12 menit penurunan IHSG semakin parah yakni 0,42% di level 5.217,59.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 131 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 765 miliar.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 71 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 20 miliar.
Blavatnik School of Government di Universitas Oxford (Inggris) merilis angka Containent Health Index yang menggambarkan bagaimana kecakapan suatu negara dalam menangani pandemi virus corona dari aspek kesehatan.
Indeks ini melihat aspek pembatasan aktivitas masyarakat, pengujian (testing), pelacakan (tracing), investasi di bidang kesehatan, sampai pengembangan vaksin anti-corona.
Per 4 September, skor Containment Health Index Indonesia ada di 56,44. Dari 10 negara anggota ASEAN, Indonesia menempati peringkat enam.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 2 miliar dan PT Bank Permata Tbk (BNLI) dengan net buy sebesar Rp 3 miliar.
Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau ambles, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,34%,Hang Seng Index di Hong Kong turun0,01%, sedangkan Indeks STI di Singapura anjlok 0,12%.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) terbanting pada penutupan perdagangan Jumat (4/9/2020), menyusul aksi ambil untung gila-gilaan.Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup terbanting 0,56%, Nasdaq anjlok 1,35%, dan S&P 500 merosot 0,89%.
Pada Agustus, perekonomian AS menciptakan 1,371 juta lapangan kerja. Lebih sedikit ketimbang bulan sebelumnya yaitu 1,734 juta.
Sementara tingkat pada Agustus berada di 8,4%, turun dibandingkan Juli yang sebesar 10,2%. Jerome 'Jay' Powell, Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) merespons positif perkembangan data ketenagakerjaan, tetapi ke depan masih perlu kerja keras.
"Kami berpandangan bahwa situasi akan lebih sulit, terutama ada beberapa area di perekonomian yang masih sangat terdampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) seperti pariwisata dan hiburan.
Ekonomi masih membutuhkan suku bunga rendah, yang mendukung perbaikan aktivitas ekonomi, sampai beberapa waktu. Mungkin dalam hitungan tahun. Selama apa pun itu, kami akan tetap ada," papar Powell dalam wawancara dengan National Public Radio, sebagaimana dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000