
Ini Ramalan Menteri Energi Rusia Soal Harga Minyak Dunia
![[DALAM] Harga Minyak Drop](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/04/21/9df6cbdb-ad16-4140-90cc-20cea52fd6ef_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan harga minyak hanya akan pulih sedikit pada tahun 2021. Hal itu dikarenakan hanya ada perubahan yang moderat pada permintaan pasar dan perilaku bisnis serta orang-orang akibat pandemi virus corona (Covid-19).
"Perkiraan saya untuk tahun 2021 sedikit lebih sederhana daripada perkiraan Goldman Sachs. Saya memperkirakan kisaran US$ 50- US$ 55 per barel, sebagai harga rata-rata untuk tahun ini. Tapi kita bisa mengharapkan volatilitas di pasar, baik turun maupun naik," katanya kepada Hadley Gamble dari CNBC International, akhir pekan kemarin.
"Pemulihan di masa depan akan jauh lebih lambat," tambah Novak. "Bukan tren cepat yang kami amati dalam beberapa bulan pertama. Terutama karena transformasi keseluruhan dan perubahan dalam keseimbangan energi serta pola perilaku konsumen, yang pertama dan terpenting."
Goldman Sachs minggu lalu menerbitkan catatan yang memprediksi harga patokan internasional minyak mentah Brent pada US$ 65 per barel pada kuartal ketiga tahun depan, di mana akan ada kenaikan lebih jauh hingga 2021 karena persediaan mulai normal dan pasar minyak mulai mengalami kemunduran pada musim panas mendatang, kata lembaga itu.
Lebih lanjut, Novak mengatakan ada beberapa alasan mendasar mengapa ia memprediksikan harga minyak akan moderat. Pertama yaitu penurunan perjalanan bisnis. Selain itu, ada juga perubahan gaya hidup di mana kegiatan mulai dilakukan dari jarak jauh, seperti mengadakan konferensi online dan bekerja dari rumah (WFH). Semua itu mengurangi volume perjalanan dan karenanya mempengaruhi permintaan minyak, jelasnya.
"Ini jelas mengubah keseimbangan energi dan akan berdampak pada pemulihan permintaan," katanya. "Kami ingin berproduksi lebih banyak untuk membantu pemulihan ekonomi tetapi kami terkendala oleh permintaan yang terbatas. Dan tingkat pertumbuhannya juga terbatas."
"Peningkatan pangsa sumber energi non-karbon dalam bauran energi juga akan berkontribusi pada pemulihan minyak yang lebih lambat dalam jangka panjang."
Sebelumnya pada Jumat, harga minyak turun lebih dari 3%. Di mana minyak mentah Brent diperdagangkan pada US$ 42,67 per barel pada Jumat sore. Penurunan itu terjadi karena adanya tekanan dari penurunan harga saham dan kekhawatiran permintaan akibat pemulihan ekonomi yang lambat di tengah pandemi yang sedang berlangsung.
Penurunan harga juga terjadi karena permintaan bensin domestik yang lebih rendah dan laporan yang menunjukkan pertumbuhan pekerjaan AS melambat pada Agustus karena dana bantuan pemerintah mulai habis.
"Satu skenario adalah bahwa penurunan permintaan tahunan secara keseluruhan akan menjadi sekitar 9-10 juta barel per hari," kata Novak. "Saya pikir ini mendekati keadaan sebenarnya, dan saya akan cenderung setuju dengan angka-angka ini."
"Kami memiliki kinerja kuartal kedua yang cukup buruk, situasi di bulan Juli dan Agustus sedikit membaik, dengan pasar pada bulan Juli mencapai keseimbangan secara keseluruhan meskipun permintaan di bulan Juli masih turun sekitar 10 juta barel per hari,"
Namun demikian, Novak mengatakan bahwa penurunan permintaan itu "diimbangi" oleh penurunan produksi bersejarah sejak Mei oleh aliansi negara-negara OPEC dan non-OPEC.
"Jika keseimbangan ini tetap ada, jika tren berlanjut, kita dapat berbicara tentang pemulihan bertahap dan pengurangan cadangan yang telah terakumulasi selama kuartal kedua 'krisis' tahun 2020." paparnya.
(res/sef/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Harga Minyak Galau
