Warning! Ekonom Allianz Sebut Bursa Saham Bisa 'Terguncang'

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
04 September 2020 17:10
A United States flag is reflected in the window of the Nasdaq studio, which displays indices and stocks down, in Times Square, New York, Monday, March 16, 2020. (AP Photo/Seth Wenig)
Foto: Studio Nasdaq, yang menampilkan indeks dan stok turun, di Times Square, New York, Senin, 16 Maret 2020. (Foto AP / Seth Wenig)AP/Seth Wenig

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham dunia bisa beralih menuju tren koreksi jika terjadi perubahan sikap dari investor. Ini mengacu pada hasil buruk yang terjadi di bursa utama dunia Wall Street, yang ambles dalam pada perdagangan Kamis (3/9/2020).

Saat ini investor terus menggelontorkan likuiditas untuk melawan koreksi. Ini merupakan dampak dari stimulus yang diberikan Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Cara seperti itu sepertinya akan diuji dalam beberapa hari mendatang. Karena investor mulai memperhitungkan fundamental.

"Itu adalah tarik tambang yang akan terjadi dan itu akan menunjukkan DNA (watak asli) investor," kata Kepala Ekonom Allianz Mohamed El-Erian dalam sebuah wawancara di CNBC International Closing Bell setelah indeks utama mencatat sesi terburuk sejak Juni.

Indeks Nasdaq Composite, yang telah reli selama berminggu-minggu, jatuh hampir 5% kemarin karena saham teknologi terbang tinggi mengambil nafas. S&P 500 dan Dow Jones juga mengalami kerugian besar, masing-masing turun 3,5% dan 2,8%.

"Kita bisa mengalami penurunan 10% lagi, dengan mudah ... jika orang mulai memikirkan hal-hal mendasar," kata El-Erian seraya menyarankan pelaku pasar harus melihat ke bawah.

"Jika pola pikir berubah dari teknis ke fundamental maka pasar ini harus melangkah lebih jauh ... tetapi masih harus dilihat apakah akan berubah."

Aksi jual terjadi meskipun data pengangguran mingguan AS lebih baik dari yang diharapkan. Sebelumnya sekitar 881.000 klaim diajukan minggu lalu, lebih rendah dari level 950.000 yang diperkirakan para ekonom.

El-Erian pun mengatakan indeks Nasdaq, yang berisi saham teknologi, sudah naik hampir 7%. Menurutnya ini membuat pasar siap untuk mundur, setelah lima bulan berturut-turut naik, dengan performa terbaik pada Agustus.

Jika pasar dinilai berdasarkan fundamental, investor akan dipaksa untuk memperhitungkan keadaan ekonomi yang genting karena kebangkrutan perusahaan masih membayangi. Dia memperingatkan hampir sebulan yang lalu bahwa kebangkrutan skala besar dapat merusak reli pasar pada paruh pertama tahun 2020.

"Jika Anda berada dalam paradigma berbasis likuiditas, Anda akan didominasi oleh pemikiran relatif dan di sanalah kami berada. Jika Anda berada dalam paradigma yang didasarkan pada fundamental, jawabannya adalah tidak. Anda tidak membayar untuk ekonomi yang tidak hanya menghadapi moderasi dalam perbaikan, tetapi tingkat kebangkrutan yang meningkat."


(hps/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular