Duel Sentimen Positif vs Negatif, IHSG Sesi II Mau Kemana ?

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 September 2020 12:30
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mampir ke teritori positif pada penutupan perdagangan sesi 1, Rabu (2/9/2020), setelah bergerak volatil sepanjang pagi.

Pagi tadi IHSG mengawali perdagangan dengan naik dibuka naik 0,32% ke 5.327,44. Selang 10 menit kemudian, IHSG melorot di zona merah dengan koreksi 0,11% di level 5.304,40. Namun di sesi penutupan siang, indeks acuan bursa nasional ini menguat 0,01% (0,7 poin) ke 5.311.4.

Penguatan ini terjadi setelah data manufaktur AS ternyata lebih baik dari ekspektasi. Institute for Supply Management (ISM) menyebutkan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) AS di level 56, atau yang tertinggi dalam 19 bulan terakhir.

Ini mengindikasikan bahwa industriawan Negara Adidaya itu kian optimistis dan tengah merencanakan kenaikan produksi. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi manufaktur, dan sebaliknya di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Optimisme itu sejalan dengan penguatan harga komoditas utama dunia sepanjang bulan lalu, yang mengindikasikan pertumbuhan permintaan di pasar dunia menguat karena aktivitas industri mulai bergeliat.

Namun, pelaku pasar juga mengkhawatirkan wacana pencabutan independensi Bank Indonesia (BI) melalui peraturan perundang-undangan yang tengah disiapkan. Hal ini memicu respons variatif di bursa, sehingg bursa saham pun terombang-ambing di antara zona hijau dan merah.

Analisis Teknikal

Teknikal IHSGFoto: CNBC Indonesia
Teknikal IHSG

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area pivot, dengan BB yang masih lebarnamun cenderung menyempit maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terbatas.

Untuk merubah bias menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 5.344. Sementara untuk melanjutkan tren bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 5.302.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 53, yang menunjukkan belum ada indikator jenuh jual ataupun jenuh beli.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB yang berada di area pivot, maka pergerakan selanjutnya cenderung sideways atau bergerak menyamping. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang masih berada di angka netral.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular