IHSG Galau Bukan Main, Dibuka Hijau Tipis Sekarang Merah

Tri Putra, CNBC Indonesia
02 September 2020 09:20
Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilutrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan pertama bulan September Selasa (1/9/20) dibuka naik 0,32% di level 5.327,44. Selang 10 menit IHSG anjlok di zona merah dengan koreksi 0,11% di level 5.304,40.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 72 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 733 miliar.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 27 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 13 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 1 miliar dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan net buy sebesar Rp 1,4 miliar.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong turun0,73%, Nikkei di Jepang terapresiasi 0,35%, sedangkan Indeks STI di Singapura turun 0,20%.

Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan Selasa (1/9/2020) di jalur hijau berkat penguatan saham teknologi. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 215,6 poin ( 0,8%) ke 28.645,66, Nasdaq reli 1,4% ke 11.939,67 dan S&P 500 naik 0,8% ke 3.526,65.

Penguatan indeks bursa AS tersebut juga didorong data manufaktur yang lebih baik dari ekspektasi. Institute for Supply Management (ISM) menyebutkan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers'Index/PMI) di level 56, atau yang tertinggi dalam 19 bulan terakhir.

Ini mengindikasikan bahwa sektor manufaktur Negara Adidaya itu kian optimistis dan tengah berkembang. Angka di atas 50 mengindikasikan ekspansi, dan sebaliknya di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Optimisme itu sejalan dengan penguatan harga komoditas utama dunia sepanjang bulan lalu, yang mengindikasikan pertumbuhan permintaan di pasar menguat karena aktivitas industri mulai bergeliat. Pada Agustus, minyak mentah mencatatkan kinerja terbaik di antara tiga komoditas utama Indonesia. Minyak sawit mentah (CPO) berada di posisi kedua, disusul batu bara.

Namun harap diperhatikan, September secara historis dikenal sebagai bulan yang buruk bagi Wall Street sejak 1950. Data Almanac menyebutkan indeks Dow Jones melemah rata-rata sebesar 0,7% pada September sedangkan indeks S&P 500 rata-rata turun 0,5%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular