Benua Kuning Meroket, IHSG Ngekor! Asing Borong TOWR & GGRM

Tri Putra, CNBC Indonesia
31 August 2020 09:43
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Kamis 26/3/2020 (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pertama perdagangan awal pekan Senin (31/8/20) dibuka naik 0,11% di level 5.352,38.

Selang 12 menit IHSG terbang di zona hijau dengan kenaikan 0,29% di level 5.362,40. Namun pada pukul 09.41 WIB, IHSG sempat minus 0,04% lalu kemudian hijau kembali.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 8 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 833 miliar.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dengan jual bersih sebesar Rp 4 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 10 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) dengan beli bersih sebesar Rp 9 miliar dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan net buy sebesar Rp 7 miliar.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia mayoritas terpantau hijau. Hang Seng Index di Hong Kong naik1,53%, Nikkei di Jepang terapresiasi 1,97%, sedangkan Indeks STI di Singapura naik 0,73%. Kenaikan ini setelah investor kawakan Warren Buffett membeli 5 perusahaan perdagangan terbesar di Negara Matahari Terbit.

Beralih ke bursa efek acuan dunia negeri Paman Sam, Wall Street ditutup bervariatif pada penutupan Kamis (27/8/20) waktu setempat. Dow Jones terapresiasi 0,57%, S&P 200 naik 0,67%, akan tetapi Indeks Nasdaq loncat0,60% setelah pidato pidato Jackson Hole Gubernur The Fed Jerome Powell.

Kenaikan terjadi karena pelaku pasar memfaktorkan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang bakal menerapkan kebijakan uang longgar lebih lama, serta pertaruhan kinerja positif emiten-emiten berbasis teknologi.

"Bukan hanya pertaruhan kebijakan The Fed. Mereka salah ketika berpikir bahwa reli tersebut tak memiliki legitimasi. Lihat angka penjualan ritel, survei manufaktur dan jasa ISM, data perumahan, atau penjualan otomotif. Lihat perbaikan angka klaim tunjangan pengangguran. Semuanya berbalik melompat," tutur Jim Paulsen, analis Leuthold.

Dia yakin pemulihan ekonomi bakal membawa kinerja perusahaan yang tercatat di Wall Street membukukan lonjakan profitabilitas. Dia memperkirakan laba bersih perusahaan konstituen indeks S&P 500 bakal menyentuh angka US$ 200 per saham pada 2021, atau jauh di atas konsensus pasar sebesar US$ 165/saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular