
Meski di Masa Pandemi, BNI Yakin Kredit Tumbuh 5% Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBNI) optimistis penyaluran kredit hingga akhir tahun mencapai 4-5%. Kondisi likuiditas yang masih longgar dan stimulis pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), membuka ruang pertumbuhan sampai akhir tahun.
Vice President Investor Relations BNI, Roekma Hari Adji mengatakan, sampai dengan 24 Agustus 2020, perseroan telah menyalurkan kredit dari program PEN senilai Rp 12,03 triliun, atau 2,4 kali dari dana yang ditempatkan pemerintah senilai Rp 5 triliun.
Mayoritas dana tersebut disalurkan ke sektor usaha kecil, yakni senilai Rp 6,95 triliun atau 57,8% dari kredit yang dikucurkan dalam rangka PEN. Kredit yang terkucur di sektor kecil terutama mengalir ke sektor perdagangan, pertanian, dan sektor jasa.
Roekma melanjutkan, dari indikator rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) berada di bawah 90%. Secara year to date, kredit perseroan tumbuh 4%.
"Loan growth sampai akhir tahun masih punya keyakinan menumbuhkan 4-5% masih realistis di sekitar range tersebut," kata Roekma, dalam paparan publik virtual, Jumat (28/8/2020).
Namun demikian, BBNI juga akan terus mewaspadai kenaikan risiko kredit bermasalah atau non performing loan/(NPL) pada batas atas 4,5% di akhir tahun ini sebagai imbas dari beberapa debitur yang bermasalah sebelum pandemi Covid-19 dan adanya kebijakan restrukturisasi kredit.
"Dalam menghadapi kondisi seperti ini NPL akan lebih tinggi. Akhir tahun kami memproyeksi, dengan berbagai skenario 4,5% batasan atas, sampai Juni sekitar 3%, sehingga melihat movement masih ada potensi kenaikan," jelasnya lagi.
Untuk menghindari pemburukan kualitas aset, perseroan melakukan strategi dengan mengalokasikan dana pencadangan sebesar Rp 7 triliun.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Deretan Sektor yang Masih Potensial Bagi Perbankan