
Raih Laba Rp 4,46 T, Ini Penjelasan Manajemen BNI

Jakarta, CNBC Indonesia- Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) turun 41,6% pada periode semester I-2020, menjadi Rp 4,46 triliun dibandingkan periode sama setahun sebelumnya yang tercatat Rp 7,63 triliun.
Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo menjelaskan penurunan laba disebabkan karena ada restrukturisasi kredit serta pemburukan kualitas aset karena pendemi Covid-19.
"Harus kita bentuk CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) besar sehingga diproyeksikan profit akan tergerus signifikan karena dua hal tesebut. Kita tetap jaga laba positif, tapi tidak lebih besar dari tahun sebelumnya," ujar Sigit dalam konferensi pers kinerja semester I-2020, Selasa (18/8/2020).
Sigit juga menambahkan restrukturisasi kredit berakibat penundaan pembayaran pokok dan bunga. Hal itu menyebabkan net interest margin (NIM) turun menjadi 4,5% pada Juni 2020 dibandingkan 4,9% pada Juni 2019.
"Namun kita berusaha lakukan perbaikan struktur CASA (dana murah) dan menurunkan biaya deposito mahal sehingga cost of fund ada perbaikan dari 3,2% jadi 2,9%.
Sebagai informasi bank terbesar keempat di Indonesia ini masih mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 4,4% menjadi Rp 880,12 triliun. Hal ini didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar Rp 5% menjadi Rp 576,78 triliun.
Sementara itu, dana pihak ketiga tumbuh sebesar 11,3% yoy, dari Rp 595,07 triliun pada paruh pertama tahun 2019 menjadi Rp 662,38 triliun pada paruh pertama 2020. Pertumbuhan DPK tersebut lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan DPK di industri per Juni 2020 yang tumbuh 7,9% yoy.
Lebih rinci pertumbuhan kredit dikontribusi oleh kredit korporasi swasta yang tumbuh 12,6% yoy. Disusul kemudian oleh kredit pada korporasi BUMN yang tumbuh 6,1% yoy, serta Segmen Kecil dan Konsumer juga menunjukkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 3,4% yoy dan 3,9% yoy.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Cemerlang, BNI Terus Didorong Go Internasional