Bawa Kabur Rp 1 T, IHSG 'Digembosi' Asing Jelang Akhir Pekan

Tri Putra, CNBC Indonesia
28 August 2020 15:26
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan Jumat (28/8/20) berakhir di zona merah dengan penurunan 0,46% di level 5.346,65.

Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 990 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 8 triliun. Tercatat 189 saham harganya naik, 238 turun, sisanya 173 stagnan.

Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan jual bersih sebesar Rp 304 miliar dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 125 miliar.

Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT BMRI Tbk (BMRI) dengan beli bersih sebesar Rp 36 miliar dan PT Bank Niaga Tbk (BNGA) dengan net buy sebesar Rp 3,4 miliar.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan Indonesia masih mempunyai waktu 1,5 bulan untuk menentukan nasib apakah terlepas atau justru masuk ke dalam jurang resesi mengikuti negara-negara lain. Oleh karena itu, pemerintah akan menggunakan semua instrumen untuk terus menjaga pemulihan atau pembalikan ekonomi ke arah positif.

Tahun ini, pemerintah telah mengalokasikan belanja untuk program pemulihan ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 695,2 triliun. Belanja yang bertambah ini membuat defisit anggaran tahun ini di proyeksi mencapai 6,34% atau Rp 1.039,2 triliun.

Untuk membiayai anggaran yang meningkat ini, Sri Mulyani mengatakan pemerintah melakukan langkah yang tidak biasa dan pertama kalinya dilakukan yakni dengan skema burden sharing (berbagi beban) bersama Bank Indonesia (BI). Di mana dalam hal ini BI akan membantu membiayai anggaran dengan membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar primer.

Selanjutnya bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,56%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 1,41%sedangkan Indeks STI di Singapura naik 1,00%.

Beralih ke bursa efek acuan dunia negeri Paman Sam, Wall Street ditutup bervariatif pada penutupan Kamis (27/8/20) waktu setempat. Dow Jones terapresiasi 0,57%, S&P 200 naik 0,17%, akan tetapi Indeks Nasdaq terpeleset 0,34% setelah pidato pidato Jackson Hole Gubernur The Fed Jerome Powell.

Pada pidato yang tahun ini terpaksa diadakan secara virtual akibat pandemi corona ini, Powell mengumumkan kebijakan inflasi yang sudah dinanti-nanti yakni kebijakan inflasi menengah, dimana bank sentral negeri Paman Sam ini akan mengijinkan tingkat inflasi berada di atas 2%.

Ketika inflasi berada di bawah angka 2% selama periode waktu tertentu, bank sentral akan mengintervensi dengan berbagai kebijakan moneter. Dalam perubahan terbaru ini The Fed juga memberi sinyal dari pemikiran lamanya dimana ketatnya tingkat tenaga kerja akan memicu laju inflasi.

"Tingkat tenaga kerja bisa berada pada level kapasitas maksimumnya atau bahkan di atasnya tanpa mengganggu, kecuali ketika tingkat tenaga kerja ini sudah mulai memberikan efek yang tidk diinginkan terhadap inflasi," ujar pria sang akrab disapa Jay.

Pidato Powell ditambah kabar positif mengenai perkembangan vaksin dan penurunan laju konfirmasi pasien positif corona harian berhasil menghijaukan Indeks Dow Jones.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular