
Sudah Reli 35%, Mungkinkah IHSG Ambles Lagi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja pasar saham global hingga akhir tahun diprediksi berakhir di bawah level sebelum terjadinya pandemi virus corona. Namun reli pasar saham dunia masih berlanjut dalam enam 6 bulan ke depan meski data perekonomian masih kurang memuaskan, menurut polling yang dilakukan oleh Reuters.
Secara rata-rata harga saham sudah melonjak hingga 57% dari titik terendah saat investor diserang kepanikan akibat virus corona Maret silam. Investor optimis pemulihan ekonomi akan berlangsung cepat yang dapat dilihat dari indeks acuan di berbagai negara yang naik dalam bentuk V dan menjadi bear market tersingkat dalam sejarah berberapa indeks acuan.
Hampir seluruh indeks yang di polling Reuters dari 200 analis pasar di seantro Asia, Eropa, dan Amerika, pada 12 hingga 25 Agustus meramalkan bursa saham akan ditutup di bawah level pandemi corona, 15 dari 17 indeks yang di survei akan turun ke bawah level tahun 2019.
Jumlah stimulus yang besar diguyurkan oleh pemerintah negara masing-masing menyebabkan para analis memprediksi 14 dari 17 indeks yang di survei akan naik dari posisi pada saat ini hingga akhir tahun, bahkan 60% analis ini mengatakan bull market akan berlanjut hingga paling tidak 6 bulan ke depan.
![]() Polling Reuters |
Saat ditanya mengenai kemungkinan akan kembali munculnya koreksi yang signifikan di pasar modal dalam waktu tiga bulan ke depan, responden terbagi menjadi 46% yang mengatakan kemungkinan kecil, 34% mengatakan kemungkinan besar, sedangkan 14% mengatakan sangat mungkin, dan hanya 6% yang mengatakan sangat tidak mungkin.
Meskipun muncul diskoneksi antara harga saham-saham di AS dan ekonominya, dimana tingkat pengangguran masih tinggi karena berbagai negara bagian masih berjuang melawan pandemi virus corona, Indeks S&P 500 yang biasanya menjadi indeks acuan pasar secara lebar baik sektor teknologi maupun finansial, sudah membabat habis penurunanya sebesar 35% setelah pulih dalam waktu singkat dan menyentuh level tertinggi sepanjang masanya meskipun tentu saja kenaikan ini hanya terfokus di saham-saham sektor teknologi saja.
Bagaimana dengan bursa saham lokal? Seperti apa kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak anjlok dari titik tertingginya dan masuk ke zona bear market yang biasanya didefinisikan dari kejatuhan bursa saham sebanyak 20% dari titik tertingginya.
Akan tetapi ternyata hal ini tidak bertahan lama hanya berselang 2 bulan, IHSG sudah kembali masuk ke bull market setelah mampu reli 20% dari titik terendahnya.
Selama 3 bulan terakhir sendiri IHSG sudah reli 17,5% bahkan apabila dikalkulasikan dari titik terendah harianya di angka 3.937,63, IHSG sudah terbang 35,7% ke level 5.346,65.
Rilis data berbagai perusahaan juga tidak seburuk yang semula diperkirakan, berberapa emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI masih mampu membukukan laba meskipun pertumbuhanya terganggu.
Ditambah dengan perkembangan terakhir vaksin corona dari berbagai perusahaan yang digadang-gadang akan segera tiba sebelum akhir tahun, maka sepertinya bagi IHSG masa-masa terberat sudah berlalu.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!