
Bank Sentral Paling Powerful Ubah Policy, Rupiah Kuat Gak?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.650/US$ pada perdagangan Kamis kemarin. Penguatan tidak diraih dengan mudah, sebab nyaris sepanjang perdagangan mata uang Garuda berada di zona merah.
Pelaku pasar menanti pidato bos bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, kemarin malam sehingga dolar masih cukup kuat.
Saat pidato tersebut berlangsung, dimana The Fed merubah target inflasinya, indeks dolar AS bergerak fluktuatif, sebelum akhirnya menguat 0,08% ke 93,001.
Sebelumnya, bank sentral paling powerful di dunia ini menetapkan target inflasi sebesar 2%, ketika sudah mendekatinya maka bank sentral paling powerful di dunia ini akan menormalisasi suku bunganya, alias mulai menaikkan suku bunga.
Kini The Fed menetapkan "target inflasi rata-rata" yang artinya The Fed akan membiarkan inflasi naik lebih tinggi di atas 2% "secara moderat" dalam "beberapa waktu".
Dengan "target inflasi rata-rata" Powell mengatakan suku bunga rendah bisa ditahan lebih lama lagi, guna membantu perekonomian yang mengalami resesi akibat pandemi Covid-19.
Perubahan kebijakan tersebut seusai dengan prediksi pelaku pasar, dan tidak ada tambahan stimulus yang diberikan oleh The Fed, sehingga dolar AS berfluktuasi. Nasib rupiah pun di persimpangan jalan, alias antara menguat atau melemah pada perdagangan hari ini, Jumat (28/8/2020).
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di bawah US$ 14.730/US$, yang merupakan resisten (tahanan atas) kuat.
Level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu indikator stochastic berada di persimpangan ( di level 50) antara jenuh beli (overbought) atau jenuh jual (oversold)
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di Rp 14.590/US$, jika berhasil dilewati, rupiah berpeluang menguji kembali level Rp 14.550/US$.
Sementara Rp 14.700/US$ menjadi resisten terdekat, jika dilewati rupiah berisiko melemah kembali ke RP 14.730/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
