Antam Optimistis Harga Emas Masih Terus Tinggi, Ini Alasannya

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 August 2020 18:28
Infografis/ 7 fakta yang bikin Harga Emas Antam terbang tinggi/Aristya Rahadian
Foto: Infografis/ 7 fakta yang bikin Harga Emas Antam terbang tinggi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Aneka Tambang Tbk (PTBA) memperkirakan harga emas akan terus mengalami kenaikan jika mempertimbangkan kondisi global saat ini. Kenaikan harga emas ini nantinya akan berdampak positif pada kinerja perusahaan tahun ini yang diperkirakan akan lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Direktur Commerce Aneka Tambang Aprilandi Hidayat Setia mengatakan kenaikan harga emas ini terutama disebabkan karena hubungan geopolitik Amerika dan China yang selama beberapa waktu lalu mengalami ketegangan. Selain itu, pergerakan harga dolar Amerika Serikat yang melemah menjadikan emas sebagai pilihan safe haven bagi investor.

Dia juga menyebutkan kenaikan harga emas ini juga disebabkan karena adanya siklus 10 tahunan, dengan tren yang terus meningkat.

"Masih bisa naik dengan kondisi geopolitik beli emas sekarang, tren kenaikan masih akan terus sampai beberapa tahun ke depan," kata Aprilandi dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/8/2020).

Dia mengungkapkan kenaikan harga emas ini diperkirakan bisa akan menembus harga US$ 2.000/troy ounce dengan pergerakan harga akan stabil di kisaran US$ 1.800-US$ 2.000/troy ounce.

Tahun ini Antam menargetkan bisa memproduksi emas sebanyak 2 ton di tahun ini dengan target penjualan sebanyak 18 ton sepanjang tahun.

Untuk feronikel tahun ini ditargetkan bisa diproduksi sebanyak 27 ribu ton nikel dalam feronikel. Sedangkan untuk penjualan nikel tahun ini ditargetkan bisa mencapai plus minus 1 juta ton dengan target market di dalam negeri setelah pemerintah mengeluarkan Harga Patokan Mineral (HPM).

"Bauksit kita ada target ekspor sesuai kuota 1,2 juta ekspor bijih bauksit sampai akhir tahun sedang kita canangkan," imbuh dia.

Perusahaan mengakui saat ini perusahaan memang mengalami penurunan penjualan karena ekspor saat periode lockdown di India dan China. Namun demikian saat ini permintaan disebutkan sudah mengalami peningkatan, namun demikian perusahaan menyebutkan akan menurunkan eksposur penjualan ke India dan mengalihkannya ke China.

"Saat ini dengan volume yang ada ga bisa bicara angka tapi ini akan jadi lebih positif di akhir tahun ini dibanding tahun lalu," tegas dia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham 'Nyungsep', Analis: ANTM Ga Kenapa-kenapa, Kok!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular