Kuat Mana Perngaruh ke Minyak, Badai Laura atau Covid-19?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
27 August 2020 10:43
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah terpaan badai Laura di Pantai Teluk AS, harga minyak untuk kontrak yang aktif ditransaksikan kembali bergerak tak seirama. Pada pagi hari Kamis (27/8/2020), harga minyak Brent menguat dan WTI turun.

Pada 10.00 WIB, harga minyak berjangka Brent naik 0,11% ke US$ 45,69/barel dan untuk minyak acuan AS yakni WTI ambles 0,16% ke US$ 43,32/barel.

Ancaman badai ternyata sejauh ini tidak terlalu berpengaruh ke pasar karena persediaan minyak dan produk tetap tinggi. Pandemi virus corona yang menghantam permintaan bahan bakar, dan ketidakpastian atas laju pemulihan global mengaburkan prospek minyak.

"Meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Eropa dan Asia tetap menjadi perhatian investor, meskipun beberapa negara Eropa mengatakan mereka tidak akan mengaktifkan kembali lockdown," kata analis ANZ dalam sebuah catatan, mengutip Reuters.

Persediaan minyak mentah AS mencapai 507,8 juta barel pada akhir pekan hingga 21 Agustus. Stok mengalami penurunan sebesar 4,7 juta barel dibanding pekan sebelumnya dan lebih besar dari perkiraan.

Meskipun stok minyak mentah turun, tetapi  masih 19% lebih tinggi dari level tahun lalu. Saat lockdown diterapkan, stok di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma, hampir 30% di atas level tahun sebelumnya.

Meskipun ada musim panas, tetapi stok untuk minyak olahan di AS juga masih tetap saja tinggi dibanding tahun sebelumnya. Argus Media melaporkan, pada 21 Agustus, stok bensin naik 3,1% lebih tinggi dari waktu yang sama tahun lalu. Sementara untuk minyak sulingan sulfur ultra-rendah stoknya naik 26%.

Permintaan bahan bakar AS hingga minggu lalu mengalami kenaikan, tetapi 7,5% lebih rendah dari level tahun sebelumnya. Kilang-kilang pantai Teluk beroperasi 17% lebih rendah dari tingkat tahun sebelumnya.

Reuters melaporkan, badai Laura meningkat pada hari Rabu dan sekarang diperkirakan akan membawa hujan lebat dan bencana, angin berkecepatan 150 mil per jam (240 kph) yang akan mendorong perairan laut hingga 40 mil (64 km) ke pedalaman, kata Pusat Badai Nasional AS.

Produsen minyak pada Selasa menutup 1,56 juta barel per hari produksi minyak mentah, atau 84% dari produksi Teluk Meksiko dan mengevakuasi 310 fasilitas lepas pantai. Sembilan kilang yang mengubah hampir 2,9 juta barel per hari minyak menjadi bahan bakar, atau sekitar 15% dari kapasitas pemrosesan AS, ditutup. 

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda Arah Lagi, Selisih Harga Minyak Brent & WTI Melebar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular