
Powell yang Powerful Mau Bicara, Rupiah Bisa Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,2% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.670/US$ pada perdagangan Rabu kemarin. Pelemahan tersebut sekaligus mengakhiri penguatan 3 hari beruntun Mata Uang Garuda.
Di awal perdagangan kemarin, rupiah sebenarnya menguat cukup tajam, tetapi perlahan terkikis hingga akhirnya melemah.
Bangkitnya dolar AS tak lepas dari ketua bank sentral AS (The Fed), Jerome Powell, yang akan berbicara hari ini, Kamis (27/8/2020) di acara simposium Jackson Hole, acara tahunan yang dihadiri oleh menteri keuangan, bank sentral, akademisi, hingga praktisi di dunia finansial.
Salah satu orang paling powerful di dunia finansial ini akan berbicara mengenai "Monetary Policy Framework Review", sehingga kemungkinan besar akan berdampak signifikan terhadap dolar AS.
Dolar AS di tahun ini loyo, khususnya berhadapan dengan euro, dan mata uang Eropa lainnya. Sebabnya, pemulihan ekonomi AS yang diprediksi akan lebih lambat ketimbang Eropa, efeknya tentunya kebijakan moneter ultra-longgar (suku bunga rendah dan quantitative easing/QE) The Fed akan ditahan lebih lama.
Seandainya Powell memberikan indikasi kapan kebijakan ultra-longgar mulai diketatkan, dolar AS bisa mendapat tenaga lagi.
Meski demikian, sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya, yang terlihat dari penguatan bursa saham dimana indeks S&P 500 dan Nasdaq terus mencetak rekor tertinggi, berpeluang membawa rupiah kembali menguat.
Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di bawah US$ 14.730/US$, yang merupakan resisten (tahanan atas) kuat.
Level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
![]() Foto: Refinitiv |
Sementara itu indikator stochastic sudah keluar dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, terbuka peluang penguatan.
Support terdekat berada di Rp 14.590/US$, jika berhasil dilewati, rupiah berpeluang menguji kembali level Rp 14.550/US$.
Sementara Rp 14.700/US$ menjadi resisten terdekat, jika dilewati rupiah berisiko melemah kembali ke RP 14.730/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
