Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah masih menguat di perdagangan pasar spot.
Pada Rabu (26/8/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.636. Rupiah melemah tipis hampir flat di 0,03% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah juga masih hijau meski apresiasinya menipis. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.635 di mana rupiah menguat 0,03%.
Kala pembukaan pasar, rupiah berhasil menguat 0,41%. Saat itu, dolar AS berhasil didorong ke bawah Rp 14.600.
Meski apresiasi rupiah tergerus, tetapi yang penting masih bertahan di zona hijau. Rupiah masih bisa menapaki jalur hijau seperti mayoritas mata uang Asia lainnya.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 10:06 WIB:
Rupiah berhasil memanfaatkan dolar AS yang sedang tertekan. Pada pukul 09:23 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) terkoreksi 0,05%.
Dalam sebulan terakhir, Dollar Index melemah 0,65%. Sementara selama tiga bulan ke belakang, koreksinya mencapai 6,05%.
Data ekonomi teranyar di Negeri Paman Sam tidak mendukung penguatan dolar AS. Indeks harga properti residensial pada Juni 2020 naik 3,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Melambat dibandingkan kenaikan Juli yang sebesar 3,6% YoY.
Masih di sektor properti, penjualan rumah baru pada Juli naik 13,9% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Lagi-lagi melambat ketimbang Mei yang membukukan pertumbuhan 15,1% MtM.
Kemudian pembacaan awal Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) AS untuk periode Agustus adalah 84,8. Turun dibandingkan Juli yakni 91,7. Semakin jauh di bawah 100, yang menandakan konsumen belum percaya diri menghadapi situasi ekonomi saat ini dan beberapa bulan mendatang.
Tiga data ini menggambarkan bahwa pemulihan ekonomi di Negeri Adidaya masih penuh tanda tanya. Apakah perekonomian AS bisa pulih dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) pada paruh kedua 2020, tidak ada yang tahu dan semakin lama semakin samar-samar.
Oleh karena itu, investor kemudian 'menghukum' dengan melepas dolar AS. Tekanan jual membuat nilai tukar mata uang ini melemah.
TIM RISET CNBC INDONESIA