
Sedang Ambles, Ada Ramalan 3 Tahun Lagi Emas US$ 4.000/oz

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia menguat tipis sekali pada Selasa pagi (25/8/2020). Namun fundamental emas yang solid masih tetap untuh dan berpotensi membawa logam kuning itu untuk kembali terbang.
Pada 08.55 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,08% ke US$ 1.933,6/troy ons. Untuk saat ini harga emas masih belum mampu untuk menuju ke arah level tertingginya lagi.
Sejatinya emas masih berpeluang untuk reli lagi, terutama jika terjadi pelemahan terhadap dolar greenback dan koreksi di pasar saham. Pagi ini indeks dolar yang mengukur mata uang dolar AS di hadapan enam mata uang lainnya turun 0,1% ke 93,208.
Pergerakan harga logam mulia emas dan dolar AS memang berbanding terbalik. Ketika dolar AS menguat maka yang terjadi justru sebaliknya terhadap harga emas.
"Penguatan harga emas kemungkinan akan terakselerasil, menurut hemat kami, terutama karena fundamental makroekonomi yang mendukung saat ini dan emas emas akan bergerak periode rendahnya pada 2013-2018" kata ahli strategi komoditas senior Bloomberg Intelligence Mike McGlone dalam catatan terbarunya pada Agustus, mengutip Kitco News.
Setelah melampaui rekor di tahun 2011 pada US$ 1.920/troy ons harga emas yang sempat reli sembilan pekan beruntun terus mencetak rekor tertinggi barunya dalam sejarah. Namun kebangkitan dolar AS dan aksi ambil untung sempat menekan harga emas.
"Emas masih berada di tahap awal untuk kembali ke pasar bullish yang terjadi kurang lebih 20 tahun silam dalam pandangan kami" tulis McGlone. "Krisis keuangan dan program pelonggaran kuantitatif (QE) oleh bank sentral membuat logam ini bakal menguat dan kami melihat kesamaan yang mungkin lebih bertahan lama saat ini. "
Ada potensi harga emas bisa menyentuh level US$ 3.000/troy ons jika mengacu pada skenario Bloomberg Intelligence.
"Grafik kami menunjukkan adanya potensial kenaikan harga emas di pasar spot ke US$ 3.000 per ons vs US$ 1.770 pada 26 Juni, jika mengikuti trayek kenaikan aset di neraca bank sentral G4 terhadap PDB-nya. Bank sentral terus mencetak uang untuk mendorong inflasi adalah fondasi yang kokoh untuk benchmark store of value"
"Titik terendah emas di sekitar US$ 700 pada 2008 dan mencapai puncak di dekat US$ 1.900 pada 2011. Dengan kecepatan yang sama hingga 2,7x dari level terendahnya tahun ini di US$ 1.470, maka harga emas bisa sentuh US$ 4.000 pada 2023." ungkap McGlone kepada Kitco News.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! Harga Emas Dunia Diprediksi Tembus Rp 4,5 Juta/gram