
2 Hari Menguat 1% Lebih, Rupiah Berpotensi ke Rp 14.450/US$

Secara teknikal, meski rupiah yang disimbolkan USD/IDR berhasil kembali ke bawah US$ 14.730/US$ pada hari ini. Sehingga risiko rupiah merosot ke Rp 15.135/US$ menjadi diminimalisir, bahkan berpeluang menguat lebih jauh.
Rupiah berada dalam fase konsolidasi dalam beberapa pekan terakhir, sebelum akhirnya menembus batas atas fase tersebut di Rp 14.730/US$.
Fase konsolidasi artinya suatu instrument bolak balik naik turun dalam rentang tertentu. Pada satu titik fase ini akan memicu "ledakan" alias pergerakan besar ketika batas atas atau bawah dilewati.
![]() Foto: Refinitiv |
Dalam kasus USD/IDR, batas atas seperti yang disebutkan sebelumnya berada di level US$ 14.730/US$ yang merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).
Sementara batas bawah fase konsolidasi berada di level Rp 14.325/US$.
Jarak antara batas bawah hingga ke batas atas sebesar Rp 405, artinya target pergerakan rupiah setelah menembus salah satu batas sebesar Rp 405.
Sehingga, saat batas atas yang dilewati, maka rupiah berisiko melemah ke Rp 15.135/US$. Tetapi, risiko tersebut berhasil diredam pada hari ini.
Sementara itu indikator stochastic mulai turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah. Artinya ketika USD/IDR mencapai overbought, terbuka peluang penguatan.
Selama tertahan di bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpeluang menguat hingga ke Rp 14.450/US$ di pekan ini. Tetapi jika kembali ke atas level tersebut, risiko rupiah ke Rp 15.135/US$ kembali muncul.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
