Top Erdogan! Turki Temukan Sumber Daya Gas di Laut Hitam

Thea F, CNBC Indonesia
21 August 2020 12:19
A man waves a Turkish flag outside the Byzantine-era Hagia Sophia, in the historic Sultanahmet district of Istanbul, Friday, July 24, 2020. Hundreds of Muslim faithful were making their way to Istanbul's landmark monument Friday to take part in the first prayers in 86 years at the structure that was once Christendom's most significant cathedral and the
Foto: Seorang pria mengibarkan bendera Turki di Hagia Sophia era Byzantium, di distrik bersejarah Sultanahmet Istanbul saat akan melaksanakan salat jumat, Jumat (24/7/2020). (AP Photo/Omer Kuscu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Turki berhasil menemukan sumber daya gas di wilayah Laut Hitam. Penemuan ini dapat membantu negara mengurangi ketergantungan impor energi jika gas tersebut dapat diekstraksi secara komersial.

Presiden Tayyip Erdogan mengatakan kepada eksekutif energi pada Rabu (19/8/2020) bahwa dia akan mengumumkan "kabar baik" pada Jumat (21/8/2020) yang akan menandai "periode baru" bagi Turki. Ucapan Erdogan langsung menaikkan saham perusahaan energi Turki dan mengangkat mata uang lira dari rekor terendah minggu ini.

Meskipun Erdogan tidak memberikan rincian, tetapi sumber mengatakan pengumumannya mengacu pada penemuan gas di Laut Hitam, dan satu sumber mengatakan skala cadangan berpotensi memenuhi kebutuhan energi Turki selama 20 tahun.

Kapal pemboran Turki Fatih telah beroperasi sejak akhir Juli di zona eksplorasi yang dikenal sebagai Tuna-1, sekitar 100 mil laut di utara pantai Turki di Laut Hitam bagian barat.

"Ada temuan gas alam di sumur Tuna 1," kata sumber itu, dilansir dari Reuters. "Cadangan yang diharapkan adalah 26 triliun kaki kubik atau 800 miliar meter kubik, dan itu memenuhi sekitar 20 tahun kebutuhan Turki."

Namun, sumber tersebut mengingatkan bahwa dibutuhkan waktu tujuh hingga 10 tahun untuk memulai produksi, dan memperkirakan biaya investasi antara US$ 2 miliar dan US$ 3 miliar.

Para pejabat, termasuk Menteri Energi Fatih Donmez, tidak memberikan rincian lebih lanjut atas pengumuman Jumat itu, mengatakan bahwa Erdogan akan mengeja "kejutan" itu sendiri.

Di sisi lain, Turki, yang hampir sepenuhnya bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan energinya, telah mengeksplorasi hidrokarbon di Laut Hitam dan Mediterania, di mana operasi survei di perairan yang disengketakan telah menuai protes dari Yunani dan Siprus.

Jika skala cadangan Laut Hitam dikonfirmasi, hal tersebut akan menjadi penemuan besar mengingat ladang berisi 1-2 triliun kaki kubik sering dikembangkan. Namun, analis mengatakan Turki dapat menghadapi biaya infrastruktur tambahan untuk masuk ke pasar.

"Bahkan jika ada penemuan sah yang dikembangkan, akan membutuhkan empat hingga enam tahun untuk sampai ke fase produksi," kata John Bowlus, pemimpin redaksi Energy Reporters.

"Permintaan dan harga gas secara historis rendah dan hanya sedikit yang berinvestasi dalam produksi baru," yang dapat mempersempit pasokan dalam 3-4 tahun, katanya. "Jika dikembangkan dengan cepat, gas ini dapat masuk ke pasar pada waktu yang optimal."

Setiap pengurangan tagihan impor energi Turki, yang mencapai US$ 41 miliar tahun lalu dari pemasok seperti Rusia dan Iran, tidak hanya akan meningkatkan keuangan pemerintah tetapi juga membantu meringankan defisit neraca berjalan kronis yang memberi tekanan pada lira.

Meskipun prospek seperti itu masih jauh dan tidak pasti, lira menguat pada Rabu setelah komentar samar Erdogan, karena para pedagang mengantisipasi dampak positif.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Parah! Erdogan Disebut "Idiot" oleh Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular