
5 Saham Tergokil, BMTR Jadi Jawara Gegara Lo Kheng Hong

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham nasional mampu bertahan di jalur hijau sepekan yang pendek ini, meski sempat terkoreksi pada perdagangan Rabu (19/8/2020) kemarin.
Saham grup MNC mencuri perhatian berkat kabar masuknya investor kakap Lo Kheng Hong.
Sepanjang pekan, yang hanya berisi 2 hari perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhitung menguat 0,5% atau 25,2 poin ke level 5.272,81. Penguatan terjadi di tengah rilis neraca pembayaran kuartal II-2020 yang menunjukkan perbaikan defisit neraca berjalan (current account deficit/CAD).
Di tengah kondisi demikian, saham unggulan dan saham lapis kedua masuk ke jajaran yang mencatatkan kenaikan mingguan tertinggi (top gainer) seperti saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Dalam 5 hari perdagangan terakhir, saham BMTR yang merupakan grup MNC tercatat melesat 51,9% atau setara Rp 110, sehingga harganya menyentuh Rp 322 per unit. Ini merupakan level harga tertinggi sejak 21 Februari 2020, yang kala itu di level Rp 344/saham.
Penguatan setinggi ini terjadi setelah kemarin saham BMTR melesat menyentuh level auto reject atas (ARA) sebesar 25%. Dalam sebulan terakhir sahamnya terbang 76% setelah pentolan investor berbasis nilai (value investing) Lo Kheng Hong masuk memborong saham perseroan.
Data pemegang saham yang dipublikasikan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan LKH membeli 942,18 juta saham perseroan, atau setara 6,14% saham, tercatat per 14 Agustus 2020, dari sebelumnya nihil.
Saham yang juga masuk ke jajaran lima besar top gainer adalah saham unggulan BRI dan anak usahanya yakni PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO), yang masing-masing menguat 11,6% dan 28,1% ke Rp 3.560 dan Rp 310 per saham.
Dalam wawancara televisi dengan CNBC Indonesia, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa pihaknya mencatatkan penurunan angka kredit UMKM yang direstrukturisasi sejak bulan Mei hingga sekarang. Ini mengindikasikan bahwa situasi terburuk telah terlewati.
Sebaliknya, saham yang membukukan kerugian terbesar (top loser) terutama adalah saham-saham lapis kedua, kecuali saham unggulan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) yang melemah 8,9% ke Rp 515 per unit.
Saham PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) menjadi top loser dengan koreksi 24% ke Rp 60 per unit saham, disusul saham PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang melemah 23,1% k Rp 100 per saham.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Properti Babak Belur, tapi Ada Saham yang Cuan Gokil