
Wall Street Nggak Searah, Tapi S&P Tetap To The Moon

Jakarta, CNBC Indonesia - S&P 500 di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup di rekor tertinggi pada perdagangan Selasa (18/8/2020). Rebound dari kerugian besar akibat pandemi virus corona ini menjadi salah satu pemulihan paling dramatis dalam sejarah indeks.
Triliunan dolar dalam stimulus fiskal dan moneter membuat Wall Street dibanjiri uang tunai, mendorong investor yang mencari imbal hasil ke dalam ekuitas. Saham Amazon dan perusahaan terkait teknologi lainnya dipandang dapat diandalkan untuk mengatasi krisis.
S&P 500 sempat mendekati titik terendah pandemi pada 23 Maret. Indeks tersebut kini telah melonjak sekitar 55% sejak itu. Menurut data Refinitiv, S&P 500 membukukan kenaikan terbesar dalam periode 103 hari dalam 87 tahun.
"S&P 500 sangat mengesankan dan telah menciptakan banyak kekayaan, tetapi saya tidak yakin itu mencerminkan kesehatan ekonomi secara keseluruhan," kata Patrick Leary, kepala strategi pasar di Incapital, dikutip dari Reuters.
"Reli lebih berkaitan dengan inflasi aset, yang didorong oleh semua likuiditas dan semua dukungan berkelanjutan dalam perekonomian serta melemahnya dolar," tambahnya.
S&P 500 naik 7,79 poin, atau 0,23% menjadi 3.389,78. Sementara Nasdaq Composite bertambah 81,12 poin, atau 0,73%, menjadi 11.210,84, dan Dow Jones Industrial Average turun 66,84 poin, atau 0,24% menjadi 27.778,07.
Sementara itu, Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi ke-18 sejak awal Juni ketika mengkonfirmasi pemulihannya dari krisis virus corona. Rekor Selasa adalah rekor penutupan ke-34 sepanjang tahun ini dibandingkan dengan 31 rekor penutupan tertinggi pada 2019, dan 29 rekor pada 2018.
Sedangkan Dow Jones justru harus jatuh 0,2%. Indeks ini tak kompak dan menutup perdagangan di 27.770,07.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tidak Downgrade, S&P Revisi Prospek Utang RI Jadi Negatif
